DENPASAR - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali Trisno Nugroho menyebut dampak negatif terhadap pariwisata di Bali dengan adanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Yang dampaknya avturnya mahal, apa-apa mahal, mereka juga tentu akan berpikir akan tidak berwisata, itu kekhawatiran kita," kata dia di Denpasar, Bali, Rabu, 7 September.
Trisno menyebutkan saat ini tingkat kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali sudah turun tapi pihaknya belum memastikan apakah itu karena kenaikan BBM atau tidak.
"Buka-buka tidak hari ini kan, berapa 7500 kali ya, turun ya. Wisman juga turun, semoga-moga bukan (dampak BBM), mungkin karena demo takut di Jakarta, (jadi tidak) ke Bali, saya tidak mengerti," paparnya.
BI akan melakukan pemantauan sekaligus Survei Pemantau Harga (SPH) adanya dampak kenaikan BBM yang diumumkan Presiden Jokowi.
BACA JUGA:
BI memprediksi terjadi kenaikan inflasi dalam waktu dekat. Tapi BI berharap pemerintah pusat melakukan langkah khusus untuk Pulau Dewata.
"Kami juga melakukan survei SPH berapa, apakah deflasi atau inflasi. Saya (yang) domestik, saya minta ke Jakarta, work form Bali kemudian Mice (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition di kementerian berharap untuk dapat dilakukan di Bali lagi," ujarnya.