Forum B20 Bahas Empat Rekomendasi Kebijakan Ekonomi untuk KTT G20
Chair Trade & Investment Task Force B20 Arif Rachmat. (Foto: Istimewa)

Bagikan:

JAKARTA - Forum Business 20 (B20) membahas empat rekomendasi kebijakan ekonomi inklusif yang akan disampaikan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yaitu perdagangan bebas (free trade), ekonomi digital, inklusifitas, dan ekonomi hijau.

“Presidensi G20 Indonesia diharapkan dapat menghasilkan terobosan yang dapat membantu pemulihan ekonomi dunia setelah pandemi COVID-19,” kata Chair Trade & Investment Task Force B20 Arif Rachmat dikutip dari Antara, Jumat, 7 Oktober.

Adapun aspek rekomendasi ekonomi inklusif ialah memastikan investasi bisnis memberi dampak positif bagi semua pihak, termasuk dengan melibatkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam rantai nilai global.

Para UMKM dinyatakan akan diberdayakan melalui peningkatan keahlian serta perluasan akses terhadap keuangan, pasar, dan teknologi.

Forum B20 juga sedang mempersiapkan berbagai program warisan yang diharapkan dapat dijalankan oleh perusahaan-perusahaan anggota B20, serta dapat diteruskan pada presidensi selanjutnya.

Salah satu program warisan yang digagas adalah kemitraan dengan UMKM melalui skema Inclusive Closed Loop untuk menjadikan UMKM sebagai fokus utama dalam menggerakkan ekonomi di Indonesia dan global.

Selain itu, kolaborasi antara pemerintah dengan pihak swasta juga merupakan kunci utama dalam pemulihan ekonomi.

Co-Chair Trade & Investment Task Force B20 Dr Juan José Daboub menyampaikan urgensi pelibatan komunitas bisnis dalam B20 bertujuan agar suara pihak swasta didengar demi terwujudnya kebijakan yang lebih baik.

“Forum ini mendukung target Presidensi G20 Indonesia terkait peran nyata pelaku bisnis untuk mendorong transformasi digital, serta memperluas akses UMKM agar dapat bersaing dan menjadi bagian dari rantai pasok global melalui skema Inclusive Closed Loop,” ujarnya.

Peran berbagai korporasi disebut telah membantu perkembangan bisnis dan meningkatkan daya saing UMKM.

Salah satunya seperti program Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) yang diinisiasi oleh afiliasi Philip Morris International (PMI) di Indonesia, PT HM Sampoerna Tbk.

Melalui SETC, ia mengatakan, Sampoerna mendukung upaya pemerintah mengakselerasi pertumbuhan ekonomi melalui komitmen berkelanjutan dalam memberdayakan dan mengembangkan kapabilitas UMKM.

Selama 15 tahun, SETC dikatakan telah mendukung peningkatan keterampilan usaha bagi lebih dari 60.000 peserta pelatihan dari seluruh Indonesia.

“Melalui forum B20, kami turut berkontribusi, baik dalam memberi saran maupun berbagi pengalaman mengenai upaya nyata dalam mendukung UMKM agar lebih berdaya saing dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Kolaborasi antara pelaku usaha dan UMKM juga membutuhkan dukungan penuh dari pemerintah, yaitu berupa kebijakan dan program yang inklusif dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, tanpa terkecuali,” ungkap dia.