Bagikan:

JAKARTA - Forum dialog antara komunitas bisnis global atau Business 20 (B20) dalam Presidensi G20 Indonesia 2022 menghasilkan warisan program yang diyakini akan mendorong negara-negara Anggota G20 terus berkolaborasi secara berkelanjutan, tidak berhenti saat Presidensi Indonesia berakhir.

"Program-program yang dirancang untuk menjadi komitmen nyata dari sekedar inisiatif satu kali, yang akan bertahan setelah Presidensi B20 Indonesia," ujar Tim Komunikasi Publik Presidensi G20 Indonesia 2022 Maudy Ayunda dalam keterangan resmi di Jakarta, dikutip dari Antara, Jumat 30 September.

Warisan program atau legacy programs, dikatakannya, akan memberikan hasil nyata terhadap dukungan negara-negara G20 terhadap isu penting dunia, yakni transisi hijau, pertumbuhan inklusif, layanan sehat yang adil dalam jangka panjang, serta memastikan hasil B20 dapat diimplementasikan secara jangka panjang.

Selain itu, hal tersebut juga akan memastikan pekerjaan B20 tahun ini tidak hanya sekedar rekomendasi sektor swasta kepada pemerintah, tetapi juga program-program nyata di masa datang.

Mengusung tema Advancing Innovative, Inclusive, and Collaborative Growth, pertemuan B20 akan mendorong terciptanya beberapa hal, yaitu inovasi dalam bisnis-bisnis tradisional serta mendukung inklusivitas dan posisi yang setara dalam komunitas bisnis, dengan tujuan agar pertumbuhan ekonomi memberikan keuntungan bagi masyarakat umum.

Grup ini mendorong kolaborasi pemerintah dengan berbagai sektor mulai dari pengusaha, akademisi, organisasi non pemerintah, serta pihak terkait lainnya dalam berbagi keahlian secara teori dan praktek sebagai upaya membuat perubahan yang nyata.

Menurut Maudy, B20 akan memajukan agenda G20 melalui transformasi yang dipimpin sektor swasta dengan mendirikan enam gugus tugas atau task force dan satu badan aksi alias action council, di antaranya trade and investment, energy, sustainability and climate finance and infrastructure, future of work and education, integrity and compliance, digitalization, serta woman in business action council.

“Setiap gugus tugas dan badan aksi dipimpin oleh Chief Executive Officer (CEO) dari Indonesia dan anggota negara B20 yang akan mewakili kepentingan dunia usaha dan perekonomian Indonesia,” ucap dia.

Lantaran Presidensi G20 Indonesia 2022 akan mengundang 1.200 delegasi pemimpin bisnis dari negara-negara G20, kata dia, maka setiap usulan dapat langsung dibahas tuntas agar menjadi jembatan antara sektor swasta dengan publik serta antara bisnis dengan pemerintah.

Bagi Indonesia, langkah B20 akan menghasilkan rekomendasi kebijakan yang saling menguntungkan antara Indonesia dengan negara G20, yang membuat pertumbuhan perekonomian dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat dalam jangka pendek dan panjang.

Namun yang paling dinanti adalah forum tersebut akan menjadi momentum bagi Indonesia untuk menampilkan langkah-langkah reformasi struktural di tengah pandemi, seperti ketika diterbitkannya Undang-Undang (UU) Cipta Kerja dan Indonesia Investment Authority (INA).

“Ini tentu akan meningkatkan kepercayaan investor global terhadap iklim usaha di Indonesia, sehingga banyak mitra global yang dapat bekerja sama untuk saling menguntungkan dalam rangka membantu percepatan pemulihan ekonomi,” ujar Maudy.

Maudy mengakui peran sektor swasta sangat penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya di Tanah Air. Tercatat, sektor ini mampu memberikan kontribusi sebesar 90 persen terhadap pembukaan lapangan pekerjaan, 80 persen terhadap pendapatan pemerintah, dan 60 persen terhadap investasi.

"Sektor swasta menyumbang sumber daya, modal, dan inovasi untuk transformasi ekonomi nasional," tuturnya.

Melihat dampak yang begitu besar, dirinya pun berharap masyarakat turut memberikan dukungan kepada Presidensi B20 Indonesia untuk terciptanya ekosistem bisnis yang inovatif, inklusif, dan kolaboratif.

Adapun tiga misi utama dalam pertemuan B20 yaitu pertama, mengupayakan pemulihan dan pertumbuhan yang kolaboratif dimana Indonesia akan memfasilitasi kerja sama antarnegara untuk mencapai pemulihan yang kuat dan merata. Kedua, mendorong terciptanya ekonomi global yang inovatif dimana Indonesia mendukung adopsi teknologi dan inovasi industri, serta ketiga, mewujudkan masa depan yang inklusif dan berkelanjutan.