B20 Summit Berhasil Hadirkan Komunike untuk Pemulihan Ekonomi yang Inklusif
Presiden Joko Widodo (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

BALI – Para pemimpin bisnis dari negara-negara G20 yang tergabung dalam B20 Indonesia telah menyepakati menyerahkan policy reccomendation final atau communique (Komunike) Presiden Jokowi selaku Pengarah Panitia Nasional Presidensi G20 Indonesia.

Aspirasi dan masukan dari komunitas bisnis global melalui B20 selaku business engagement G20 dalam bentuk policy recommendation ini terefleksikan dalam B20 Communique sebagai bentuk pernyataan bersama B20 yang akan disampaikan pada publik dan merangkum isu prioritas yang menjadi konsensus bersama B20.

Sebagai salah satu engagement group terkemuka dari G20, B20 memiliki andil besar dalam menentukan arah kebijakan ekonomi global pasca pandemi, khususnya di negara-negara G20 melalui KTT G20. Communique ini berisi ringkasan inti atas pandangan, arahan dan solusi dari seluruh task force (TF) dan action council B20 yang telah bekerja untuk merumuskan rekomendasi kebijakan sepanjang tahun 2022.

B20 Indonesia telah menyiapkan B20 Communique, dokumen yang merangkum seluruh policy recommendation, policy action dan legacy program untuk diserahkan kepada KTT G20 agar dapat diadopsi dan diimplementasikan G20 .

Dalam keynote speech di B20 Summit, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan optimismenya terkait pemulihan ekonomi Indonesia meski pandemi telah menimbulkan disrupsi tatanan perekonomian global.

"Ternyata 10 bulan kemudian ada krisis perang, ada krisis pangan, ada krisis energi dan keuangan. Tapi kita bersyukur, Indonesia di kuartal kedua masih tumbuh 5,44 persen dan kuartal ketiga tumbuh 5,72 persen. Inflasi juga terkendali. Ekonomi kita akan terus tumbuh,” jelas Presiden Jokowi saat menutup B20 Summit yang sudah berlangsung sejak 13-14 November 2022 di BNDCC, Bali.

Presiden Jokowi juga menegaskan menambahkan tiga strategi besar yang dilakukan Indonesia dalam menghadapi tantangan ekonomi global seperti pandemi, krisis pangan, energi dan ekonomi. Di antaranya melalui hilirisasi industri, pengembangan ekonomi hijau alias green energy hingga digitalisasi.

“Ekonomi hijau atau potensi energi baru terbarukan kita sekitar 434 ribu MW. Semua potensi alam dari matahari, air, angin itu ada semua. Ini kesempatan bagi investor untuk berinvestasi di sini, karena memang untuk investasi hijau tidak sedikit. Jadi kita ingin bersama-sama membangun ekonomi hijau di Indonesia,” lanjutnya.

Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya UMKM berkolaborasi dengan perusahaan besar untuk mendorong akselerasi digitalisasi.

Tercatat ada 19 juta UMKM yang masuk platform digital dan ditargetkan mencapai 30 juta UMKM pada tahun 2024.

Sementara itu, Chair of B20 Indonesia, Shinta Kamdani menegaskan, bahwa policy recommendation yang dihasilkan B20 bagi G20 adalah kontribusi penting Indonesia untuk pemulihan pemulihan ekonomi global.

Untuk berdialog dan mendukung pemerintah G20. Pada tahun 2021, kami memasuki babak baru: The Great Reboot yang memperlihatkan pergeseran dari mengelola krisis untuk kemudian berinovasi memanfaatkan peluang baru,” kata Shinta.

Bersama dengan 6 Task Force dan 1 Action Council, B20 Indonesia telah mencapai solusi berbasis konsensus lintas negara melalui hasil 25 policy recommendation, dan 68 policy action agar ditindaklanjuti oleh negara-negara G20. Selain itu, B20 Indonesia mendorong dampak konkrit dan perlu mempersiapkan diri untuk Great Rebound.

“Bapak Presiden, Anda akan bertemu dengan para pemimpin G20 di KTT G20, dan saya harap bapak dapat memajukan prioritas ini ke G20 sebagai visi bersama antara pemerintah dan bisnis untuk mencapai pertumbuhan kolaboratif, berkelanjutan, dan inklusif,” tegas Shinta.