Bank Mandiri Gelar Mandiri <i>Sustainability</i> Forum sebagai Upaya Dukung Ekonomi Berkelanjutan
Mandiri Sustainability Forum 2022 (Foto: Bank Mandiri)

Bagikan:

JAKARTA – PT Bank Mandiri Tbk. secara resmi menyelenggarakan Mandiri Sustainability Forum (MSF) sebagai bagian dari komitmen mendukung pengembangan usaha berkelanjutan di Indonesia.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan langkah ini sejalan dengan arah bisnis perseroan yang juga konsisten telah mengadopsi praktik-praktik Energy, Social, and Governance (ESG) secara lebih luas, termasuk di dalam operasional perusahaan.

“Krisis energi dan geopolitik telah menggeser isu keberlanjutan (sustainability) menjadi ketersediaan energi (energy affordability). Meski demikian, kami percaya bahwa isu ESG telah menjadi mainstream. Sekalipun ada guncangan, hal ini tetap menjadi penting ke depan,” ujarnya pada Rabu, 2 November.

Menurut Darmawan, inisiatif MSF bertujuan untuk menyediakan wadah diskusi bagi pelaku bisnis, pemerintah dan juga pelaku usaha lain terkait potensi dan tantangan ESG ke depan, baik di tingkat global maupun nasional.

"Forum ini diharapkan menjadi wadah aspirasi bagi pemangku kepentingan, regulator, pelaku industri, dan Bank Mandiri untuk bersama-sama menggali potensi ekonomi berkelanjutan, yang juga selaras dengan agenda nasional pemerintah," tuturnya.

Sebagai informasi, pendekatan ekonomi hijau telah menjadi tren kebijakan yang diterapkan oleh berbagai negara secara global guna membangun pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Indonesia melalui enhanced Nationally Determined Contribution (NDC) menaikkan komitmen pengurangan emisi sebesar 31,8 persen tanpa syarat dan sebesar 43,2 persen dengan dukungan internasional pada 2030.

Adapun, Bank Mandiri Sendiri hingga kuartal III 2022 telah menyalurkan kredit ke sektor berkelanjutan senilai Rp 221,1 triliun atau 24 persen dari total kredit perseroan.

Dari nilai tersebut, pembiayaan ke sektor hijau Bank Mandiri telah menembus Rp 101 triliun. Jumlah ini diklaim setara dengan 11,1 persen dari total penyaluran kredit perseroan.