Bagikan:

JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BNI) mendukung pelaksanaan transaksi efek di Indonesia melalui penyediaan fasilitas intraday kepada Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) senilai Rp1,8 triliun.

Direktur Institutional Banking BNI Sis Apik Wijayanto mengatakan fasilitas intraday merupakan layanan pembiayaan yang diberikan oleh perseroan kepada KPEI untuk mendukung continuous settlement dalam proses penyelesaian transaksi bursa.

“Fasilitas intraday ini bertujuan untuk pemenuhan hak terima uang anggota kliring yang telah menyelesaikan seluruh kewajiban serah efeknya, sehingga pemenuhan hak terutama uang anggota kliring dapat lebih cepat tanpa menunggu kewajiban serah dari anggota kliring lain,” ujarnya dalam pernyataan pers pada Senin, 31 Oktober.

Menurut Sis Apik, kolaborasi yang terjalin juga merupakan tanda bahwa BNI turut berperan dalam memberikan kontribusi positif pada dunia pasar modal.

“Jelas ini merupakan salah satu strategi perseroan untuk menciptakan ekosistem keuangan di pasar modal yang lebih baik,” tuturnya.

Sis Apik menambahkan, pihaknya kami mengapresiasi KPEI yang telah menyambut kesempatan sinergi bersama untuk berkontribusi pada penjagaan dan pengembangan pasar modal nasional.

“Tentunya, BNI dan KPEI akan terus bekerja sama meningkatkan sinergi bisnis antara perbankan dan pasar modal Indonesia,” tegas dia.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama KPEI Iding Pardi menyampaikan peran dan fungsi KPEI adalah sebagai central counterparty pasar modal yang memiliki tugas utama dalam menjamin kelancaran proses penyelesaian transaksi bursa dengan konsep yang disebut continuous settlement.

Melalui fasilitas ini, sambung dia, tugas KPEI akan menjadi lebih baik terlebih di tengah minat investasi dari para investor baru dalam negeri yang terus meningkat.

“Tentunya kami juga berterima kasih kepada BNI yang terus mendukung KPEI dalam menjamin kelancaran proses penyelesaian transaksi bursa. Semoga ini menjadi sentimen yang positif bagi para investor untuk terus meningkatkan kepercayaannya kepada pasar modal Indonesia,” tegas Iding.