Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan e-commerce dari Grup Djarum milik konglomerat Hartono Bersaudara, PT Global Digital Niaga alias Blibli optimis untuk menggalang dana hingga Rp8,17 triliun dari skema IPO apabila investor menyetujui di harga penawaran awal tertinggi.

Padahal, berdasarkan prospektus, neraca keuangan Blibli.com masih rugi Rp2,5 triliun pada periode tahun berjalan di Juni 2022. Kerugian Blibli.com juga membengkak jika dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, yakni Rp1,57 triliun.

Dari sisi pendapatan, Blibli.com membukukan Rp6,7 triliun pada periode Juni 2022 atau naik 123 persen dibandingkan periode yang sama dari tahun lalu, Rp2,9 triliun.

CFO Tiket.com Ronald Winardi mengungkapkan, dengan sinergi emiten grup Djarum di pasar modal, Ranch Market, dan Tiket.com akan memperbaiki kinerja keuangan perseroan. Apalagi, bisnis serupa di luar negeri juga berhasil mencatat kinerja dan antusiasme investor yang positif.

"Ke depan akan menjadi lebih baik. Ada banyak bisnis modal yang profit di perusahaan terbuka yang cukup besar. Kita mau dari Indonesia punya performa yang sama," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa 18 Oktober.

Ronald menjelaskan, melihat tiga hingga empat tahun ke belakang, Ranch Market dan Tiket.com memiliki optimisme yang sama. Sehingga, terdapat peluang dan potensi pasar yang besar melalui ekosistem ini.

"Dengan ini ada peluang customer, ada berbagai cara. Ada service, ada goods. Dari omnichannel optimis," imbuhnya.

Menurutnya, dari tahun ke tahun akan ada banyak perbaikan yang berasal dari pertumbuhan permintaan.

"Kita melihat profit makin baik IPO proses ini dan fasilitas lain bisa tumbuh berkesinambungan," tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, CEO Tiket.com George Hendrata mengungkapkan, pihaknya optimis karena potensi pasar di Indonesia saat ini sangat besar dan akan mengalami peningkatan ke depannya. Belajar dari bisnis serupa oleh perusahaan di luar negeri, bisnis di sektor ecommerce mencatat pertumbuhan laba yang positif.

Menurutnya, dengan bisnis model Blibli unik dapat memiliki prospek bisnis yang menjanjikan. Sebab, dengan dijadikan satu ekosistem maka akan memangkas biaya yang menguntungkan mulai dari sisi konsumen, distributor, mitra yang akan berdampak baik bagi perusahaan.

"3 Brand ini terintegrasi sangat unik. Sinergi akan turunkan biaya konsumen dan pelayanan konsumen lebih baik lagi jadi kami yakin ke bursa," ungkapnya.