Persiapkan Ketersediaan dan Ketahanan Pangan, Kementan Pastikan Terus Kawal Program Sejuta Hektare Lahan
Foto: Dok. Antara

Bagikan:

KENDARI - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) terus mengawal program strategis dalam menghadapi krisis pangan global, melalui Program Sejuta Hektare Lahan yang dilaksanakan di seluruh Indonesia.

"Sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian dan proposal pengembangan pangan beberapa waktu lalu, kami terus mengawal untuk pelaksanaan Program Sejuta Hektare Lahan di Provinsi Sulawesi Tenggara ini. Kondisi perubahan iklim global dan geopolitik, mengharuskan kita mempersiapkan diri untuk ketersediaan dan ketahanan pangan," kata Kepala Barantan Bambang saat Rapat Koordinasi Komoditas Pertanian Strategis dikutip Antara, Rabu 12 Oktober.

Disebutkan, jenis komoditas pertanian strategis yang akan ditanam di wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) adalah padi, jagung, dan kedelai. Menurutnya, Sultra memiliki potensi yang tinggi di sektor pertanian, namun belum dikelola dengan baik.

"Kerja bersama pemerintah daerah di wilayah Sultra untuk pengembangan komoditas pertanian strategis ini diharapkan dapat tercapai sesuai harapan kita bersama. Jika tercapai, maka ketersediaan dan ketahanan pangan di Sultra terwujud dan siap menghadapi krisis pangan global," ujarnya.

Sementara itu pihak Pemprov Sultra sangat mendukung Program Kementan itu, mengingat provinsi ini memiliki lahan produktif pertanian 2,858 juta hektare yang terdiri dari sawah fungsional 124,01 ribu hektare dan non sawah (ladang/lahan kering) seluas 2,734 juta hektare dengan komoditas padi, jagung, kedelai, bawang merah, cabai, kakao, dan daging sapi.

"Potensi pertanian Sultra seperti beras dan jagung mengalami surplus serta beberapa komoditas lainnya telah diekspor. Cabai dan bawang merah dapat menekan inflasi. Tentunya ini dapat dikembangkan lagi," tutur Wakil Gubernur Sultra Lukman Abunawas.

Sebagai informasi Program Sejuta Hektar Lahan diluncurkan pada Agustus 2022 oleh Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, guna mengantisipasi perubahan iklim global, tekanan geopolitik, dan pandemi COVID-19 yang mengancam terjadinya krisis pangan.

Kepala Barantan Bambang mengatakan program tersebut juga untuk meningkatkan ekspor komoditas pertanian, di samping meningkat produktivitas guna memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.

"Surplusnya bisa kita ekspor ke negara lain yang membutuhkan pangan. Tujuan lainnya juga untuk meningkatkan substitusi impor komoditas pangan strategis," paparnya.

Adapun komoditas pertanian strategis yang dikembangkan yaitu cabai, padi, jagung, kedelai, ubi kayu, sorgum, bawang merah, sagu, daging sapi, daging kambing, itik, ayam, porang, sarang burung walet, telur, gula tebu, dan gula non tebu (stevia, aren, dan lontar).

Rakor diakhiri dengan penandatanganan komitmen bersama untuk mewujudkan program bersama Barantan, Pemprov Sultra, dengan perguruan tinggi, perbankan, dan pemerintah kabupaten/kota.