JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meyakini Indonesia bisa mengantisipasi krisis pangan akibat perubahan iklim yang ekstrem.
"Insya Allah mudah-mudahan bisa kita atasi dan mitigasi segala dampak yang ditimbulkan akibat iklim yang ekstrem, perubahan iklim El Nino dan kekeringan, overlapping keduanya tahun ini Insya Allah bisa kita hadapi," kata Amran di Istana Kepresidenan, Jakarta, dikutip dari Antara, Senin 5 Agustus.
Kementan, kata dia, juga melakukan berbagai langkah strategis untuk mengantisipasi krisis pangan seperti program pompanisasi dan optimasi lahan.
"Intinya sektor pangan kita melakukan akselerasi dan berikan solusi cepat pompanisasi dan optimasi lahan. Kemudian benih unggul, alsintan (alat dan mesin pertanian). Itu solusi cepat atasi masalah pangan," ucap Amran.
Untuk diketahui, Kementan mengakselerasi percepatan produksi tanaman padi guna memastikan ketersediaan dan ketahanan pangan yang memadai demi mengantisipasi krisis pangan.
"Saat ini kami semua turun ke lapangan. Semua pejabat yang ada di Kementerian Pertanian, staf-staf di Kementerian Pertanian turun ke lapangan. Kami lagi berfokus untuk bisa meningkatkan produksi pangan," kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik Kementan Arief Cahyono dalam keterangan di Jakarta, Kamis (1/8).
Arief menyampaikan bahwa akselerasi percepatan tanam padi dilakukan dengan berbagai upaya, termasuk peningkatan efisiensi, teknologi, dan dukungan kepada petani,
Arief mengungkapkan bahwa saat ini jajaran Kementan sedang bekerja keras untuk meningkatkan produksi beras di seluruh sentra produksi sehingga mencapai swasembada pangan dan menjadi lumbung pangan dunia.
Baca juga:
Untuk menghadapi ancaman kelaparan global, Kementerian Pertanian melakukan berbagai langkah strategis, antara lain percepatan program perluasan areal tanam (PAT), mengembalikan alokasi pupuk bersubsidi menjadi 9,55 juta ton, optimalisasi program pompanisasi dengan 62.378 unit pompa air dan 9.904 irigasi perpompaan.
Kemudian optimasi lahan rawa yakni 360.000 hektare dan tumpangsari padi gogo pada tanaman kelapa sawit di 300 ribu hektare serta memberikan bantuan benih padi sebanyak 1,9 juta hektare dan benih jagung sebanyak 790 ribu hektare.