JAKARTA - PT PLN (Persero) mendorong pemanfaatan sampah di Kabupaten Sidoarjo sebagai co-firing di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang dikelola oleh anak usaha, PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB).
Penandatanganan kerja sama ini dilakukan oleh Direktur Operasi 2 PJB Rachmanoe Indarto dan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali, yang disaksikan oleh Direktur Mega Proyek dan EBT PLN Wiluyo Kusdwiharto dan Komisaris Independen PLN Alex Iskandar Munaf, serta Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK Pahala Nainggolan dalam penyediaan Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) yang berasal dari sampah di Kabupaten Sidoarjo.
Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK Pahala Nainggolan, mengatakan sinergi antar instansi seperti PJB dengan Pemkab Sidoarjo perlu dieksekusi secara langsung untuk membawa perubahan lingkungan yang lebih hijau.
Kerja sama ini juga akan berdampak penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sebagaimana sudah ditetapkan dalam target Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia. Selain itu, pemanfaatan sampah sebagai BBJP juga merupakan salah satu rekomendasi KPK.
"Program co-firing merupakan upaya percepatan target bauran EBT dan komitmen carbon neutral dengan cara melakukan substitusi sebagian batu bara dengan sumber energi alternatif seperti sampah, biomassa, dan lainnya. Kami mendukung percepatan program serupa demi tercapainya lingkungan Indonesia yang lebih baik," ujar Pahala dalam keterangannya, Sabtu 17 September.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali turut menyampaikan rasa syukurnya atas tercapainya kesepakatan ini. Menurutnya, kerja sama ini akan mendorong seluruh daerah di Kabupaten Sidoarjo untuk dapat mengumpulkan dan mengelola sampahnya dan diubah menjadi BBJP.
"Program co-firing PLTU yang menggunakan BBJP ini menjadi salah satu solusi untuk permasalahan sampah di kota kami (Sidoarjo). Saya berharap agar sinergi ini terus terjalin dengan tujuan menciptakan Sidoarjo bebas sampah dan terwujudnya lingkungan yang bersih serta kualitas udara yang lebih asri," terangnya.
Direktur Mega Proyek dan EBT PT PLN (Persero) Wiluyo Kusdwiharto mengatakan kesepakatan ini punya arti penting bagi kedua belah pihak. Menurutnya, inisiasi PJB bekerja sama dengan Pemkab Sidoarjo sudah seharusnya diterapkan oleh PLTU lainnya. Mengingat kerja sama ini akan saling menguntungkan PJB dan Kabupaten Sidoarjo secara terus-menerus.
BACA JUGA:
"Program co-firing diharapkan dapat berkontribusi sebesar 3,59 persen terhadap bauran energi terbarukan yang ditargetkan mencapai 23 persen pada 2025. Diperlukan pasokan biomassa mencapai 10,2 juta ton per tahunnya. Untuk itu kami membutuhkan dukungan dari seluruh stakeholder yang di antaranya dukungan dari segi kebijakan, insentif atau kompensasi, pembebasan PPN dan PSDH, hingga dukungan sarana pengolahan sampah," terang Wiluyo.
Terjalinnya kerja sama ini, juga menjadi bukti nyata komitmen PJB dalam mewujudkan target bauran EBT melalui teknologi co-firing pada PLTU sekaligus upaya dalam meningkatkan kualitas lingkungan dengan membantu mengatasi problematika sampah. Program pengelolaan sampah menjadi bahan bakar (waste to fuel) telah diinisiasi PJB dan Pemkab Sidoarjo sejak awal tahun 2022.
Setelah melalui tahapan riset, pengujian keamanan pemanfaatan BBJP di PLTU, serta pemetaan dan mitigasi resiko, telah dilaksanakan pengiriman BBJP dari TPS Jabon Sidoarjo sebanyak 160 ton yang digunakan sebagai bahan bakar co-firing di PLTU Tanjung Awar-Awar dan PLTU Paiton pada bulan Juli dan September 2022, BBJP tersebut dapat digunakan bahan bakar pengganti batu bara dalam co-firing sekitar 3 persen.