JAKARTA - PT Indosat Tbk tengah mencari pendanaan hingga Rp15 triliun. Dana tersebut berasal dari Obligasi Berkelanjutan IV Indosat sebesar Rp10,5 triliun dan Sukuk Ijarah IV Indosat sebesar Rp4,5 triliun.
Namun rencana tersebut akan dilakukan secara bertahap. Untuk tahap pertama, perseroan menerbitkan Rp2,5 triliun yang terdiri dari obligasi Rp1,75 triliun dan sukuk ijarah hingga Rp750 miliar.
"Penerbitan obligasi dan sukuk ijarah merupakan bagian dari rencana jangka panjang perseroan untuk memperbesar dan mendiversifikasi sumber pendanaannya untuk mendukung pengembangan bisnis Perseroan. Kami yakin hal ini akan memberikan dampak positif bagi Perseroan di masa mendatang," kata President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha dalam konferensi pers virtual dikutip Antara, Kamis 15 September.
Dalam rencana penerbitan surat utang ini, proses book building telah berlangsung pada 14 September dan berakhir pada 27 September 2022. Adapun pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan dapat diterima pada 17 Oktober 2022, dan obligasi serta sukuk ijarah akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 27 Oktober 2022.
BACA JUGA:
"Dana hasil penerbitan obligasi dan Sukuk Ijarah setelah dikurangi biaya penerbitan akan digunakan untuk membayar utang Perseroan dan biaya hak penggunaan spektrum frekuensi radio dalam mata uang rupiah," ujar Vikram.
Dalam penerbitan obligasi dan sukuk ijarah ini, Indosat didukung tim penjamin pelaksana emisi efek utama yang terdiri dari PT BCA Sekuritas, PT CIMB Sekuritas Indonesia, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.