JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 95 persen pada tahun 2021 sebesar 2,05 miliar dolar AS atau Rp29,3 Triliun.
Jumlah ini meningkat pesat dari laba tahun 2020 yang sebesar 1,05 miliar dolar AS atau Rp15 triliun.
Pertamina juga mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 39 persen dari 41,47 miliar dolar AS pada 2020 menjadi 57,51 miliar dolar AS di tahun 2021.
"Kami membukukan peningkatan net profit yang hampir dua kali lipat dari tahun lalu. Kita mencatat Rp29 triliun, keuntungan bersih kita tahun lalu Rp15 triliun, ini Rp29,3 triliun," kata Direktur Pertamina Nicke Widyawati dalam keterangan tertulis, Kamis, 8 September.
Sementara pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) Pertamina juga tumbuh 19 persen dari 7,95 miliar dolar AS pada 2020 menjadi 9,45 miliar dolar AS.
"Inilah hasil kerja keras kita di tengah-tengah kondisi yang sangat sulit di tahun 2021," kata Nicke.
Lebih lanjut, Nicke menyampaikan, kenaikan laba bersih hampir dua kali lipat tersebut berkat penghematan biaya-biaya pada tahun 2021 yang membantu peningkatan kinerja finansial perusahaan.
Beberapa penghematan yang dilakukan yaitu melalui program Cost Saving yang jumlahnya mencapai 1,3 miliar dolar AS, program Cost Optimization yang berhasil menghemat 2,2 miliar dolar AS, program Cost Avoidance hingga 350 juta dolar AS, dan adanya program Revenue Enhancement yang mencapai 0,5 miliar dolar AS.
BACA JUGA:
Pada tahun 2021, Pertamina mengalami penurunan permintaan BBM yang sangat signifikan akibat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Dia menerangkan, cara Pertamina bisa bertahan selama pandemi COVID-19 dengan melakukan efisiensi.
"Bagaimana kita melakukan efisiensi besar-besaran tahun 2021. Karena kita sampaikan untuk bisa survive dalam kondisi ini hanya satu, efisien," pungkas Nicke.