Transaksi INA-Waskita untuk Tol Trans Jawa, Menteri BUMN: Bukti Infrastruktur Bisa Dibangun Tanpa Utang
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: Dok. Kementerian BUMN)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menyambut baik penyelesaian transaksi kerja sama investasi antara Indonesia Investment Authority (INA) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) beserta anak perusahaannya PT Waskita Toll Road (WTTR), untuk dua ruas Jalan Tol Trans Jawa, yakni Tol Kanci-Pejagan dan Tol Pejagan-Pemalang.

Kerja sama dan kesepakatan pencairan dana dari INA, melalui anak perusahaan yang sepenuhnya milik lembaga pengelola investasi Indonesia itu, yaitu PT Rafflesia Investasi Indonesia (RII) dan PT Abhinaya Investasi Indonesia (AII) membuat arus kas Waskita Karya semakin kuat untuk pengembangan proyek-proyek lanjutan.

Erick mengatakan, dalam kondisi apa pun, pembangunan infrastruktur harus terus berjalan.

Dengan skema ini, sambung Erick, dapat dibuktikan bahwa infrastruktur bisa dibangun dengan investasi.

"Dan yang terpenting, tanpa utang. Jadi dari sisi posisi di neraca pun lebih baik, tidak menjadi beban perusahaan yang mendapat penugasan, seperti Waskita Karya grup," katanya dikutip Rabu, 7 September.

Lebih lanjut, Erick mengatakan, di tengah krisis global yang berpengaruh pada nilai tukar mata uang antarnegara, pembangunan infrastruktur idealnya memang menggunakan dana investasi, dan tidak dari pinjaman.

Karena itu, ia mengapresiasi keterlibatan banyak pihak yang berkolaborasi dan bersinergi untuk mendukung kapasitas dana sehingga investasi INA berjalan maksimal dalam mempercepat infrastruktur jalan tol di tanah air.

Menurut Erick, kolaborasi dengan INA dapat memastikan aset-aset BUMN yang sudah diinvestasikan, baik dari dana pemerintah ataupun hasil dari aksi korporasi BUMN ini, bisa kita polarisasi dengan baik.

"Dan ini tentu bagian yang berkelanjutan di mana kita akan mendorong semakin banyak aset-aset BUMN supaya bisa terbuka, transparan dan dilakukan secara mekanisme pasar," ujar Erick.

Investasi ini, lanjutnya, menjadi bagian dari kredibilitas agar investor bisa percaya bahwa ini adalah momentum yang sangat baik untuk Indonesia dalam membuka pertumbuhan ekonomi Indonesia dan merupakan pusat pertumbuhan ekonomi dunia.

"Kami di Kementerian BUMN akan mendorong terus penyehatan yang ada di BUMN-BUMN Karya, dan kita juga sudah bisa membuktikan bahwa infrastruktur memang investasi yang memerlukan waktu untuk recover. Jadi, bukan seperti yang selalu dipersepsikan, bahwa investasi jalan tol yang mangkrak. Tidak seperti itu," jelasnya.