JAKARTA – Pemerintah melalui Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa kolaborasi kuat dengan pengusaha sangat diperlukan dalam menjawab berbagai tantangan ekonomi yang ada saat ini.
Menurut Airlangga, sinergi yang baik bisa mendorong pengembangan ekonomi regional, khususnya untuk mengakselerasi hilirisasi komoditas. Selain itu, pengusaha juga harus terus menciptakan inovasi dalam bisnisnya, memanfaatkan kemajuan teknologi digital serta big data agar mampu meningkatkan daya saing usahanya dan tetap terdepan dalam dunia yang kompetitif ini.
“Pemerintah dengan pengusaha dapat berperan aktif menciptakan iklim usaha kondusif, juga saling bekerja sama demi mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujarnya dalam Musyawarah Nasional I Jaringan Pengusaha Nasional (JAPNAS) dikutip Jumat, 26 Agustus.
Airlangga menambahkan, sebagai bagian dukungan bagi pelaku usaha tersebut pemerintah telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang ditargetkan sebesar Rp373 triliun pada tahun ini.
“Jadi, potensinya bagi pengusaha untuk mendapatkan KUR masih besar dan ini juga bisa digunakan untuk sektor pertanian yang diberikan pagu Rp90 triliun. Pada tahun depan target KUR akan dinaikkan lagi menjadi Rp460 triliun,” tuturnya.
Dalam jangka panjang, pemerintah disebut akan terus memastikan berjalannya reformasi struktural untuk mendorong daya saing dan iklim berusaha di Indonesia, salah satunya melalui Undang-Undang Cipta Kerja dan penerapan sistem layanan perizinan berusaha elektronik yang terintegrasi (OSS RBA).
Baca juga:
Sebagai informasi, prospek ekonomi RI semakin optimis yang ditunjukkan dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,44 persen (year on year/yoy) pada Kuartal II 2022. Kondisi tersebut ditunjang dari sisi konsumsi maupun investasi.
Pada sisi konsumsi, Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) dan penjualan ritel terus tumbuh. Prospek permintaan juga terus meningkat sehingga menjadi insentif bagi industri untuk meningkatkan produksi.
Peningkatan permintaan juga tercermin dari Purchasing Manager’s Index (PMI) yang masih berada di level ekspansif selama 11 bulan beruntun dan pada Juli 2022 tercatat senilai 51,3. Di saat yang sama, inflasi Indonesia relatif terkendali yakni sebesar 4,94 persen yoy pada Juli 2022.
Dari sektor eksternal ketahanan Indonesia juga tetap terjaga dan semakin solid meski di tengah tekanan ketidakpastian global. Hal ini terlihat dari Neraca Perdagangan Indonesia yang terus mencatatkan surplus selama 27 bulan berturut-turut yang menjadi modal penting bagi terjaganya cadangan devisa dan stabilitas nilai tukar rupiah.
“Semoga kerja sama ini dapat memberikan semangat kepada para pengusaha muda agar mencapai hasil yang lebih baik lagi di masa depan,” tutup Menko Airlangga.