JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan bahwa salah satu perwujudan transformasi dalam membangun bank sentral digital masa depan adalah dengan penerbitan rupiah digital dalam skema Central Bank Digital Currency (CBDC). Menurut dia, terdapat tiga aspek utama terkait penerbitan CBDC.
“Pertama, pentingnya penerbitan CBDC sebagai salah satu mandat bank sentral dalam proses penciptaan uang digital mencerminkan pilar kedaulatan suatu negara dan sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah,” tutur Perry pada Kamis, 25 Agustus.
Kedua, distribusi CBDC dapat dilakukan melalui sistem wholesale dan/atau ritel dengan mengadopsi Distributed Ledger Technology (DLT).
Ketiga, pengembangan conceptual design, membangun infrastruktur yang mengintegrasikan sistem pembayaran dengan pasar uang secara terintegrasi bersama bank sentral lainnya yang mendukung ekspansi transaksi antar negara.
“Ke depan, Bank Indonesia terus mendorong inisiasi pengintegrasian sistem pembayaran antar negara utamanya regional ASEAN+5, dimana saat ini sudah terjalin kerjasama dengan Thailand dan Malaysia melalui dukungan penerapan QR Cross Border dan Local Currency Settlement (LCS),” tutur dia.
BACA JUGA:
Perry menambahkan, bahwa masa depan bank sentral perlu didukung dengan penguatan pada tiga aspek kunci lain, yakni proses penciptaan uang secara digital, optimalisasi teknologi dalam perumusan kebijakan, dan memperkuat langkah ekonomi dan keuangan hijau.
“Melalui tiga aspek kunci tersebut, bank sentral harus mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi era baru ekonomi keuangan digital dan hijau. Bank sentral harus mengambil peran utama dalam menavigasi ekonomi untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif,” tegas Perry.
Dalam catatan redaksi, perkembangan rupiah digital dalam skema CBDC merupakan salah satu respons atas keberadaan aset kripto yang berpotensi menimbulkan sumber risiko baru pada stabilitas ekonomi, moneter, dan sistem keuangan.
Mayoritas bank sentral dunia telah mulai melakukan tahapan riset dan percobaan sesuai dengan karakteristik negaranya masing-masing. Adapun, BI terus mendalami CBDC dan akhir tahun ini berada pada tahap untuk mengeluarkan white paper pengembangan rupiah digital.