Bagikan:

JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan perkembangan terbaru perihal rencana penerbitan rupiah digital yang terangkum dalam skema Central Bank Digital Currency (CBDC).

Dalam penjelasannya, Perry mengungkapkan, sejumlah capaian terkini mengapa bank sentral perlu mengambil langkah aktif dalam CBDC.

“Mata uang adalah salah satu pilar kedaulatan dari sebuah negara. Untuk itu, Bank Indonesia sebagai institusi yang mendapat amanah undang-undang dalam pengelolaan moneter harus bisa menjaga perkembangan mata uang, baik yang secara fisik maupun digital,” ujar dia dalam forum 16th Bulletin of Monetary Economics, Kamis, 25 Agustus.

Kemudian, Perry mengungkapkan pula ada beberapa pilihan soal pendistribusian rupiah digital. Katanya terdapat dua opsi yang paling memungkinkan.

Pertama, bank sentral hanya fokus pada sisi wholesale dengan menyeleksi beberapa pemain besar perbankan yang diberi mandat mendistribusikannya secara ritel.

Opsi yang kedua adalah bank sentral masuk di sisi wholesale dan ritel.

“Di Indonesia sendiri kami cenderung untuk mendistribusikan rupiah kepada wholeseller. Kami sekarang sedang dalam proses seleksi bank-bank besar yang akan mendapat mandat ini. Sementara untuk distribusinya sendiri akan menggunakan sistem blockchain,” tutur dia.

Perry memastikan, semua proses tersebut telah berada di jalur yang benar untuk segera diterbitkan rupiah digital pada saat yang tepat.

“Ini yang kami lakukan, membentuk rupiah digital sebagai alat tukar yang sah sekaligus menjaga kedaulatan, menyeleksi bank-bank besar, dan membangun sistem itu sendiri,” tegasnya.

Sebagai informasi, perkembangan rupiah digital dalam skema CBDC merupakan salah satu respons atas keberadaan aset kripto yang berpotensi menimbulkan sumber risiko baru pada stabilitas ekonomi, moneter, dan sistem keuangan.

Mayoritas bank sentral dunia telah mulai melakukan tahapan riset dan percobaan sesuai dengan karakteristik negaranya masing-masing.

Selain itu, dukungan dan masukan industri juga merupakan masukan penting bagi bank sentral dalam merencanakan desain CBDC.

Berbagai bank sentral berhati-hati dan terus mempelajari kemungkinan dampak dari CBDC tersebut, termasuk Indonesia.

Bank Indonesia terus mendalami CBDC dan akhir tahun ini berada pada tahap untuk mengeluarkan white paper pengembangan rupiah digital.