Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memberi nama untuk vaksin COVID-19 yang diproduksi oleh BUMN. Adapun nama yang dipilih adalah Indovac.

Vaksin tersebut masih dikembangkan oleh PT Bio Farma (Persero) hingga saat ini. "Kami sedang kembangkan vaksin COVID. Sementara namanya vaksin BUMN. Tapi sebulan lalu sudah dikasih nama (oleh) Pak Presiden. Namanya Indovac, Indonesia vaccine," kata Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir, dalam acara Ngopi Bareng BUMN yang disiarkan di Instagram @kementerianbumn, Senin, 22 Agustus.

Pengembangan vaksin ini, kata Honesti, merupakan wujud komitmen perusahaan pelat merah farmasi dalam memperkuat ketahanan sektor kesehatan di Tanah Air. Kata dia, vaksin Indovac ini dikembangkam atas kerja sama dengan Universitas di Amerika Serikat yakni Baylor College of Medicine (BMC) dengan vaksin yang berbasis rekombinan.

Lebih lanjut, Honesti mengatakan bahwa vaksin COVID-19 juga sudah dilakukan uji klinis yang melibatkan 3.000 relawan dan hasilnya menjanjikan.

"Kita sudah hampir selesai. Lagi registrasi di BPOM hasilnya sih alhamdulillah kalau berdasarkan data yang kita kumpulkan selama uji klinis," ucapnya.

Setelah uji klinis selesai, Honesti menargetkan Indovac dapat memperoleh izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dari BPOM pada pertengahan September.

"Insyaallah mudah-mudahan awal atau pertengahan September kita akan segera dapatkan EUA-nya dari BPOM. Sehingga nanti Indonesia benar-benar mandiri dan kita bisa produksi sendiri," katanya.

Sebelumnya diberitakan, Bio Farma sebagai salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dalam bidang farmasi menargetkan akan memproduksi vaksin COVID-19 BUMN sebanyak 22 juta dosis di tahap awal, yang direncanakan pada Desember 2022.

Bukan tanpa alasan, vaksin COVID-19 BUMN ini telah memasuki uji klinis fase 3 dan tengah dilakukan di dua daerah terakhir yakni Padang, Sumatera Barat dan Makassar, Sulawesi Selatan.

Direktur Hubungan Kelembagaan Bio Farma Sri Harsi Teteki mengatakan akan segera menyiapkan EUL (Emergency Use Listing) atau izin penggunaan darurat terhadap vaksin COVID-19 di triwulan empat jika telah dipastikan semua tahapan pembuatan vaksin rampung.

"Kita rencanakan produksi 20 juta dosis vaksin COVID-19 BUMN di Desember 2022. Kita harap semua perencanaan lancar," ungkap Sri saat kunjungan ke pusat uji klinis yang dilaksanakan di Kabupaten Jeneponto, Sulsel dilansir ANTARA, Rabu, 13 Juli.