Bagikan:

JAKARTA - Produsen minyak goreng dengan merek Bimoli milik Anthony Salim, PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp441 miliar di semester I 2022.

Raihan ini melesat 101 persen dibanding periode sama tahun lalu Rp219 miliar. Kenaikan laba bersih tersebut ditopang tingginya harga jual produk dan efisiensi yang dilakukan perseroan.

"Pada semester I 2022, Grup SIMP meraih kinerja keuangan yang positif serta peningkatan margin, terutama seiring kenaikan harga jual rata-rata produk sawit serta upaya-upaya kami dalam pengendalian biaya dan efisiensi. Kondisi cuaca yang kurang mendukung telah memengaruhi produksi tandan buah segar (TBS) inti kami. Namun secara kuartalan, kami telah melihat pemulihan produksi pada kuartal II 2022 dibandingkan kuartal I-2022," kata Direktur Utama Grup SIMP Mark Wakeford dalam keterangan resmi, dikutip Senin 15 Agustus.

Wakeford memaparkan, produksi TBS inti perseroan turun 6 persen yoy menjadi 1,28 juta ton pada semester I 2022 terutama disebabkan kondisi cuaca yang tidak mendukung, serta kegiatan peremajaan tanaman kelapa sawit.

Sejalan dengan itu, maka total produksi CPO turun 5 persen yoy menjadi 327 ribu ton. Pada kuartal kedua 2022, produksi TBS inti dan CPO naik masing-masing 17 persen dan 30 persen dibandingkan kuartal pertama 2022.

Dia melanjutkan, Grup SIMP mencatat penjualan sebesar Rp8,07 triliun atau turun 10 persen yoy terutama karena penurunan volume penjualan produk sawit dan produk minyak & lemak nabati (EOF) yang sebagian diimbangi oleh kenaikan harga jual rata-rata.

Sebanyak 75,65 persen penjualan perseroan atau sekitar Rp6,1 triliun dikontribusi dari produk minyak goreng dan lemak nabati. Sisanya sebesar Rp593,07 miliar dari minyak kelapa sawit, Rp664,08 miliar dari inti sawit dan produk terkait, sisanya Rp708,55 miliar dari produk lainnya.

Meski penjualan turun, laba bruto perseroan tumbuh 7 persen menjadi Rp 2,20 triliun, dengan laba usaha naik 18 persen menjadi Rp 1,33 triliun dan EBITDA meningkat 17 persen menjadi Rp 2,13 triliun.

Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turut naik 101 persen yoy menjadi Rp441 miliar. Dengan rasio pengungkit neto (net gearing) Grup SIMP pada 30 Juni 2022 sebesar 0,31x dibandingkan 0,35x pada 31 Desember 2021.

"Di tengah berbagai tantangan pada sektor agribisnis, kami tetap fokus memprioritaskan belanja modal, terutama pada kegiatan peremajaan kelapa sawit dan infrastruktur, peningkatan pengendalian biaya dan efisiensi, peningkatan produktivitas dan berfokus pada praktik-praktik agrikultur yang baik secara berkelanjutan," ujar Wakeford.