JAKARTA - PT Chemstar Indonesia Tbk yang merupakan produsen bahan kimia untuk industri tekstil, mencatatkan peningkatan penjualan sebesar Rp32,4 miliar atau naik hingga 43 persen pada kuartal I 2022.
Peningkatan penjualan kali ini, didorong oleh mulai membaiknya kinerja industri tekstil dan produk tekstil (TPT) yang tumbuh 12,45 persen. Di mana, dari seluruh industri nonmigas, kinerja industri TPT merupakan yang tertinggi kedua sepanjang tiga bulan pertama.
Posisinya hanya berbeda di bawah industri alat angkutan yang kinerjanya naik 14,20 persen (yoy). Bahkan, Kementerian Perindustrian memperkirakan industri TPT bisa tumbuh 3,5 persen pada semester I 2022.
Sementara itu, berdasarkan laporan keuangan perseroan kuartal I 2022, laba usaha perseroan mengalami peningkatan hingga 42 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dari Rp2,3 miliar menjadi Rp3,2 miliar. Sedangkan untuk laba kotor juga ikut meningkat dari Rp7 miliar di Maret 2021, menjadi Rp10,5 miliar atau naik 49 persen.
Di sisi lain, nilai aset perseroan naik 20 persen dari Rp86,2 miliar menjadi Rp103,6 miliar. Sekretaris Perusahaan PT Chemstar Indonesia Tbk Wenty Akbar Rasjid menjelaskan dengan melihat data laporan keuangan di kuartal pertama tahun ini, ia optimis kinerja perusahaan bisa terjaga hingga akhir tahun.
"Kami bisa pertahankan sampai akhir tahun di angka yang sama. Hal tersebut dikarenakan, saat ini recovery dari pandemi COVID-19 sudah mulai dirasakan oleh pelaku bisnis," ujar Wenty dalam keterangan tertulisnya, Rabu 10 Agustus.
Wenty menegaskan, hingga saat ini realisasi dana dari hasil Initial Public Offering (IPO) sudah terserap sekitar 30 persen. Dimana dana tersebut digunakan untuk membeli tanah di Jatiluhur, Purwakarta Jawa Barat seluas 5,360 m2.
BACA JUGA:
"Kurang lebih 30 persen terutama besarnya untuk beli tanah dan bangunan di Jatiluhur Purwakarta. Bangunan tersebut juga digunakan untuk pabrik dan kantor," tegas Wenty.
Adapun kapasitas produksi per bulannya untuk liquid mencapai 10.000 ton dan powder mencapai 600 ton. Sedangkan, utilisasinya mencapai 50 persen.
Perseroan juga terus berupaya mengembangkan bisnisnya usai menggelar penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO). Pengembangan bisnis yang dilakukan yakni, memperluas pasar ke segmen kosmetik dan food and beverage (F&B).