Harga Jagung Makin Manis, Airlangga Diminta Jokowi Genjot Produksi Nasional
Ilustrasi (Foto: Dok. Kementerian Pertanian)

Bagikan:

JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa pemerintah kini tengah berupaya meningkatkan produksi jagung nasional guna memenuhi kebutuhan domestik maupun pangsa pasar internasional.

Menurut Airlangga, langkah ini dimaksudkan untuk memperkokoh ketahanan pangan Indonesia sekaligus mewujudkan cita-cita swasembada berkelanjutan melalui Roadmap Jagung 2022-2024.

“Melalui intensifikasi berupa peningkatan produktivitas dan ekstensifikasi berupa perluasan areal tanam baru, pemerintah berharap dapat melakukan peningkatan produksi, baik untuk memenuhi ketersediaan di dalam negeri maupun memenuhi demand dari negara lain,” ujarnya dalam keterangan pers yang dilansir pada Selasa, 2 Agustus.

Airlangga menjelaskan, tren kenaikan harga jagung dunia disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, beberapa negara produsen menerapkan pembatasan ekspor guna memprioritaskan pemenuhan kebutuhan dalam negeri mereka.

Kedua, dampak dari kondisi geopolitik global akibat konflik Rusia – Ukraina telah mempercepat kenaikan harga berbagai komoditas penting, termasuk jagung.

Dalam catatan dia, harga pada periode Juni 2022 mencapai 335,7 dolar AS perton. Sebelumnya, nilai bahan pangan tersebut pernah menyentuh level tertinggi 348,1 dolar AS perton di April 2022.

“Kecenderungan harga jagung dunia yang membaik pada Januari-Juni 2022 dengan pertumbuhan 21,5 persen secara year on year menjadi peluang Indonesia untuk melakukan ekspor komoditas ini,” tegas dia.

Lebih lanjut, Airlangga mengaku jika program peningkatan produksi nasional merupakan instruksi langsung dari Kepala Negara RI untuk bisa memanfaatkan momentum.

“Jika dikonversi harga jagung sekarang setara dengan Rp5.000 perkilogram. Bapak Presiden memberikan arahan agar dilakukan peningkatan produksi, termasuk ekstensifikasi dari lahan yang ada,” tuturnya.

Adapun, implementasi pengembangan di lapangan difokuskan pada enam lokasi, yakni Papua, Papua Barat, NTT, Maluku, Maluku Utara, serta Kalimantan Utara seluas total 141.000 hektar.

“Sesuai dengan yang diharapkan Bapak Presiden kami siap melakukan perluasan lahan baru demi peningkatan produksi agar bisa memenuhi pasar nasional maupun mancanegara,” tutup Airlangga.