JAKARTA - PT Pos Indonesia (Persero) ikut terlibat dalam proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), di Kalimantan Timur. Perseroan akan membangun proyek pergudangan dengan konsep digitalisasi. Tujuannya untuk memaksimalkan pengiriman barang dan menurunkan ongkos logistik.
Direktur Bisnis Kurir dan Logistik Pos Indonesia, Siti Choiriana mengatakan saat ini pihaknya sedang mempersiapkan sejumlah langkah strategis, termasuk pembiayaan, untuk menyukseskan proyek tersebut.
"Kita ini prepare atau persiapan (proyek gudang) di Kalimantan IKN, dengan kami memastikan konsepsinya itu ke depan dengan teknologi yang terbaru, teknologi memang distandarkan pemerintah, jadi yang masuk ke sana itu standar yang terbarukan semuanya," kata Choiriana saat jumpa pers di Mal Sarinah, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat pada Jumat, 29 Juli.
Choiriana mengatakan Pos Indonesia akan mengeluarkan anggaran yang cukup besar. Hal ini karena sumber daya yang digunakan dalam proyek tersebut cukup beragam. Salah satunya mengutamakan digitalisasi terbarukan sebagai wujud transformasi perusahaan.
Namun sayangnya, Choiriana enggan merinci berapa anggaran yang akan dikeluarkan perseroan. Kata dia, pihaknya belum bisa membocorkan nominal atau jumlah anggaran yang dibutuhkan perusahaan saat ini.
Meskipun begitu, Choiriana memastikan efisiensi keuangan menjadi pendekatan utama perseroan dalam memutuskan anggaran yang akan dikeluarkan.
"Kalau ini posisi begini ya, kalau kami prepare perkembangannya pasti (anggaran) keluarnya pasti banyak sekali ya, kalau secara nomor (angka) kami belum bisa keluarkan," jelasnya.
Di samping itu, Choiriana menekankan Pos Indonesia terus berbenah dengan memetakan dan mengaplikasikan setiap peluang bisnis. Tujuannya untuk merawat layanan pos yang kini telah berlangsung selama hampir tiga abad.
"Perusahaan ini harus bangkit karena usianya pada tahun ini akan menginjak 276 tahun. Kami terus memikirkan fundamental bisnis Pos Indonesia, salah satunya digitalisasi," ujarnya.
BACA JUGA:
Menurut Choiriana, transformasi digital menjadi pemicu adanya pembaruan mulai dari layanan kurir, produk dan kanal, teknologi, hingga kultur di Pos Indonesia. Program ini merupakan salah satu cara perusahaan bersaing dengan perusahaan-perusahaan logistik lain.
Lebih lanjut, Choiriana mengatakan ada tiga cara mendorong pertumbuhan perusahaan, yakni build, buy, dan borrow. Pos Indonesia memilih strategi borrow melalui aksi kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengembangkan bisnis dan menjalankan program transformasi.
"Strategi build itu kalau kami punya kapabilitas dan buy kalau kami punya uang, tapi kedua hal ini kami tidak punya, sehingga kami memilih borrow. Kalau borrow, kami tinggal pilih partner yang mau bekerja sama dengan pos. Kami open dan ambil yang tercepat," jelasnya.