JAKARTA - Perusahaan holding grup MNC Media milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo, PT Global Mediacom Tbk (BMTR) tengah menyiapkan studio terintegrasi dan terpadu satu pintu yaitu Movieland. Proyek tersebut diprdiksi bakal rampung pada akhir tahun 2023 mendatang.
Proyek Movieland tersebut menempati lahan seluas 21 hektare (Ha) dalam kawasan ekonomi khusus (KEK) MNC Lido City, Bogor, Jawa Barat. Proyek ini digarap oleh PT MNC Studios Internasional Tbk (MSIN), yang juga merupakan anak usaha PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN).
Head of Investor Relations MNCN Luthan Fadel mengatakan, konsep dari Movieland ini dibuat untuk proses produksi konten berbasis outdoor atau di luar ruangan.
Rencananya, Movieland akan memiliki studio indoor seluas 1.500 meter persegi dengan layar hijau raksasa dan set khusus lainnya untuk mendukung proses produksi film dan serial drama. Hal ini melengkapi studio yang sebelumnya telah ada di Kebon Sirih untuk kebutuhan produksi konten indoor.
"Nantinya akan ada perkotaan, perkampungan, stasiun, airport. Untuk proses produksi konten kami yang berbasis outdoor," ujar Luthan dalam paparan publik Global Mediacom, Jumat 28 Juli.
Luthan melanjutkan, proyek ini telah dimulai sejak tahun lalu, dan diproyeksikan selesai di tahun 2023. Untuk tahap II pembangunan Movieland diharapkan rampung pada akhir tahun 2022, dan dilanjutkan ke tahap selanjutnya di tahun depan.
BACA JUGA:
Adapun sekitar Rp300 miliar telah diinvestasikan untuk pembangunan Movieland selama 3 tahun. Kehadiran Movieland ini diharapkan BMTR dapat membantu produksi film Indonesia menjadi efisien karena terintegrasinya seluruh tahapan produksi mulai dari pra produksi, produksi, hingga pasca produksi dalam satu tempat.
BMTR juga berencana menjadikan kawasan ini sebagai pusat produksi film dan drama series (TV & OTT) terbesar di Asia Tenggara.
Kawasan Movieland diprioritaskan untuk pendukung produksi konten perusahaan secara konsolidasi.
"Tujuan utama Movieland bukan untuk hasilkan pendapatan tapi mendukung produksi konten. Namun apabila ada yang hendak menyewa bisa saja, tapi balik lagi prioritas kami adalah pendukung produksi konten," pungkas Luthan.