JAKARTA - Kantor Staf Presiden (KSP) terus mendorong upaya sosialisasi dan negosiasi dengan masyarakat untuk memastikan proses pembebasan lahan di area pembangunan jalan tol Semarang-Demak di Jawa Tengah dapat segera terealisasi.
Deputi I Kepala Staf Kepresidenan Febry Calvin Tetelepta mengatakan lahan yang kini sedang dalam proses pembicaraan sebagian besar teridentifikasi sebagai tanah musnah atau tanah yang sudah terancam tenggelam akibat banjir rob.
“Tanah musnah masih jadi kendala untuk pembebasan lahan di Seksi I Jalan Tol Semarang-Demak. KSP terus mendorong kementerian/lembaga dan seluruh pihak terkait agar gencar melakukan sosialisasi dan negosiasi kepada masyarakat,” ujarnya dalam keterangan pers, Sabtu, 16 Juli.
Menurut Febry, masyarakat perlu memahami bahwa ditakutkan pada 2023 tanah yang sekarang masih terlihat akan musnah tergerus air laut.
“Jadi, jangan sampai proses ganti ruginya berlarut-larut sampai terendam laut, nanti malah tidak akan mendapat ganti rugi sepeserpun,” tuturnya.
Febry menambahkan, pemerintah serius dalam mempertimbangkan pemberian ganti untung hak warga. Namun proses pembebasan lahan masih berjalan alot karena warga merasa keberatan dengan penetapan status tanahnya menjadi tanah musnah.
Hal ini berujung pada penolakan warga terhadap proses penggantian untung tanah musnah dan meminta kompensasi dengan jumlah besar.
“Pemerintah akan terus pastikan bahwa proses pembebasan lahan ini berkeadilan untuk masyarakat. Akan tetapi perlu diingat kita juga berkejaran dengan waktu. Jadi kita akan terus carikan jalan tengah terbaik dan memastikan masyarakat mendapatkan ganti untung secara layak,” tegas dia.
BACA JUGA:
Sebagai informasi, jalan tol Semarang-Demak yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) ini terintegrasi dengan Tanggul Laut Kota Semarang, sehingga diharapkan mampu mendukung konektivitas jalan tol di sisi utara Jawa.
Adapun, pengerjaan seksi I yang menghubungkan Kaligawe di Semarang dan Sayung di Demak terbentang sepanjang 10,39 km dengan kebutuhan lahan sebesar 366 Ha, terbagi atas 275 Ha lahan di kota Semarang dan 90,5 Ha di Kabupaten Demak.
Berdasarkan laporan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, setidaknya terdapat 372 bidang tanah musnah atau tanah terendam rob di Seksi I yang akan menjadi laut secara permanen pada tahun 2023. Jumlah tersebut mencakup 205.3 Ha di kawasan Kota Semarang dan 90.3 Ha di kawasan Kabupaten Demak.
“Bukan hanya akan mendukung pusat ekonomi baru di Jawa Tengah, jalan tol ini juga difungsikan sebagai penahan banjir rob serta mengatasi banjir yang selama ini menjadi permasalahan berulang di Kota Semarang,” tutup dia.