Stasiun Manggarai Bakal Punya 18 Jalur Aktif untuk Layani Kereta Jarak Jauh hingga KA BAndara
Ilustrasi Stasiun Manggarai. (Foto: ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Direktur Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Zulfikri menuturkan, pengembangan Stasiun Manggarai menjadi stasiun sentral pertama dan terbesar di Indonesia akan menjadi episentrum baru yang akan mengatasi layanan kereta api komuter di kawasan aglomerasi Jabodetabek.

"Dengan hanya 8 jalur untuk KRL dan 2 jalur untuk KA antarkota, Stasiun Manggarai harus menanggung beban sejumlah 726 perjalanan KA setiap harinya dengan total 1,2 juta penumpang, sehingga menyebabkan penumpukan dan antrian kereta untuk masuk ke Stasiun Manggarai," kata Zulfikri dilansir ANTARA, Kamis 7 Juli.

Karena itu, lanjutnya, terdapat kebutuhan yang mendesak dan perlu segera dituntaskan Ditjen Perkeretaapian melalui pengembangan Stasiun Manggarai.

Ia menyebut, nantinya Stasiun Manggarai akan memiliki 18 jalur aktif untuk melayani KRL, KA Jarak Jauh, dan KA Bandara.

Stasiun ini juga akan dilengkapi dengan area concourse yang luas untuk mendukung mobilitas penumpang.

Zulfikri menyadari akan ada ketidaknyamanan selama proses pembangunan berlangsung. Terlebih, masih akan ada beberapa tahapan lagi yang perlu dilakukan sebelum akhirnya Stasiun Manggarai selesai dibangun.

Setelah Switch Over (SO) 5, masih akan ada SO 6 yang akan dilaksanakan pada Oktober 2023, hingga SO 8 yang direncanakan pada Juli 2025 sebelum Stasiun Manggarai dioperasikan sepenuhnya.

"Oleh sebab itu kami berharap rekan-rekan sekalian dapat memahami pembangunan yang sedang berlangsung dan bersabar atas kondisi yang dialami untuk menyambut Stasiun Manggarai yang lebih megah dan nyaman," ujarnya.

Pihaknya akan bersinergi dengan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait untuk menata lingkungan di sekitar Stasiun Manggarai guna menunjang operasional stasiun ini.

"Kami terus berkoordinasi dengan Pemda DKI Jakarta terkait akses dan penataan ruang di sekitar Stasiun Manggarai untuk memaksimalkan fungsi stasiun sebagai kawasan Transit Oriented Development (TOD) di lahan seluas 2,4 hektare ini," katanya.

Sementara itu Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Didiek Hartantyo menambahkan jajarannya siap mendukung pengembangan Stasiun Manggarai.

"Kami akan mengupayakan optimalisasi prasarana termasuk peron pada Stasiun Manggarai untuk menunjang operasional kereta api agar pembangunan dapat berlangsung dengan lancar," ujar Didiek.

Terkait dengan penambahan kamera CCTV yang diusulkan oleh komunitas, Didiek menyebut saat ini pihaknya sudah memiliki kamera dengan teknologi face recognition untuk mengurangi tingkat kejahatan dan pelecehan seksual di stasiun dan kereta api.

Ia juga menjelaskan bahwa KAI Group siap mendukung dengan menambah KA feeder untuk KRL dan peningkatan serta penambahan kapasitas angkut untuk mengurangi penumpukan penumpang di Stasiun Manggarai.

Selain itu Didiek juga memastikan bahwa KAI Group memiliki sarana dan sumber daya manusia yang siap untuk menunjang rencana peningkatan tersebut.

"Kami juga akan memaksimalkan operasional Stasiun Matraman yang sudah selesai dibangun sebagai alternatif bagi penumpang selain Stasiun Manggarai dan Stasiun Jatinegara," ujarnya.