Bagikan:

MEDAN - Neraca perdagangan luar negeri Sumatera Utara hingga Mei 2022 masih bisa surplus sebesar 230, 233 juta dolar AS, meski ekspor turun tajam hingga 40,99 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Nurul Hasanudin di Medan, Jumat, mengatakan, pada Mei nilai ekspor Sumut turun cukup besar dari April.

Pada Mei, nilai ekspor Sumut sebesar 761,86 juta dolar AS dari April yang bisa 1,29 miliar dolar AS.

Penurunan nilai ekspor di Mei dampak anjloknya devisa dari golongan barang lemak dan minyak hewan/nabati.

Nilai ekspor lemak dan minyak hewan/nabati Sumut pada Mei anjlok hingga 68,76 persen dari April.

"Meski nilai ekspor di Mei turun hingga 40,99 persen, namun neraca perdagangan Sumut di bulan itu masih surplus," katanya.

Surplus itu tentu saja menggembirakan karena harapannya ekspor Sumut pada 2022 berada di atas 2021.

Nilai ekspor Sumut sepanjang Januari hingga Desember 2021 mencapai 11,874 miliar dolar AS dan tercatat tertinggi pencapaiannya sejak tahun 2015.

Apalagi, katanya, pada 2022, ekspor beberapa golongan barang Sumut seperti berbagai produk kimia cukup melejit.

BPS mencatat, secara total, ekspor Sumut terbesar masih ke Republik Rakyat Tiongkok, Amerika Serikat dan Jepang.

Sekretaris Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut, Darma Sucipto, mengatakan, ekspor CPO di beberapa bulan terakhir memang agak terganggu.

Gangguan akibat adanya larangan ekspor crude palm oil (CPO) karena pemerintah berupaya menekan harga minyak goreng.di dalam negeri.

Menurut Darma, ekspor CPO itu masih terganggu hingga Juni karena permintaan dan harga ekspor turun di tengah Indonesia sudah membuka kran ekspor.

"Kalau volume dan harga jual turun seperti saat ini, yah devisa juga melemah," katanya.