Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa 26 Maret 2024 diperkirakan akan bergerak melanjutkan pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Senin 25 Maret, Kurs rupiah spot ditutup melemah 0,11 persen Rp15.800 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup turun 0,13 persen ke level harga Rp15.795 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan sentimen datang dari The Fed mempertahankan suku bunga antara 5,25 persen-5,5 persen dan terjebak dalam proyeksi tiga kali pemotongan pada akhir tahun.

"Namun pihaknya juga mengatakan pihaknya tidak akan melakukan pemotongan sampai mereka yakin bahwa inflasi akan menurun secara berkelanjutan menuju target 2 persen," ucapnya dalam keteranganya dikutip Selasa 26 Maret.

Ibrahim menyampaikan sekitar 84 basis poin pemotongan diperkirakan terjadi pada tahun ini jauh lebih rendah dibandingkan sekitar 160 basis poin pada awal tahun ini namun lebih tinggi dari awal minggu ini seiring dengan semakin menguatnya pertaruhan penurunan suku bunga.

Dari sisi internal, pasar terus mengamati Surplus Neraca Dagang Indonesia yang terus menunjukkan tren penurunan beberapa waktu terakhir ini perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.

Menurut Ibrahim pola yang seharusnya terjadi adalah jika nilai ekspor positif, maka nilai impornya juga akan positif. Sementara yang terjadi saat ini adalah kebalikannya, di mana nilai ekspor minus 9,4 persen, namun nilai importasinya malah meningkat.

Ibrahim menyampaikan bahkan, yang menariknya lagi adalah ketika impor meningkat tajam hingga 15,8 persen dan nilai ekspor turun, artinya banyak barang-barang konsumsi atau produk-produk dari luar negeri yang masuk ke dalam negeri. Hal ini pada akhirnya akan menggerus cadangan devisa nasional.

"Walaupun pemerintah senang karena Neraca Dagang Indonesia masih surplus, tapi tren ekspor masih melemah dalam satu tahun terakhir. Ini yang tidak baik dan merupakan  ancaman dari situasi global yang terus memanas sampai saat ini belum ada kejelasan," jelasnya.

Sebagai informasi, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan nilai ekspor Februari 2024 sebesar 19,31 miliar dolar AS, terkontraksi 9,4 persen year on year (yoy). Sementara itu, nilai impornya mencapai 18,44 miliar dolar AS, tumbuh 15,8 persen (yoy).

Sedangkan pertumbuhan surplus neraca dagang Indonesia tercatat sebesar 2,87 persen per Februari 2024, atau turun 6,41 persen ketimbang periode yang sama di tahun sebelumnya yang mencapai 9,28 persen.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Selasa 26 Maret dalam rentang harga Rp15.780 - Rp15.850 per dolar AS.