Peternak Keluhkan Sulitnya Dapat Obat-obatan untuk Atasi PMK
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. (Foto: ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Perhimpunan Peternak Sapi dan Kebau Indonesia (PPSKI) menyampaikan peternak di sejumlah daerah kesulitan mendapatkan obat-obatan untuk hewan ternaknya yang terinfeksi wabah penyakit mulut dan kaki (PMK). Kesulitan terjadi karena langkanya obat-obatan tersebut.

Ketua Umum PPSKI Nanang mengatakan, bahwa perjalanan untuk mengendalikan wabah PMK ini masih sangat panjang. Menurut dia, wabah ini tidak akan mengilang dalam kurun waktu yang cepat.

"PMK ini perjalanannya masih panjang tidak bisa serta-merta dalam waktu 2-3 bulan selesai, tidak. Kita memperkirakan lebih dari 3 tahun belum tentu beres. Karena apa? Banyak ternak yang terpapar," tuturnya dalam diskusi virtual, Kamis, 30 Juni.

Dalam kondisi darurat seperti ini, kata Nanang, sangat disayangkan obat-obatan untuk perawatan hewan ternak justru mengalami kelangkaan di daerah-daerah. Padahal, obat-obat ini justru sangat dibutuhkan.

"Terjadinya kelangkaan obat-obatan baik itu disinfektan, antibiotik, antipiretik maupun vitamin. Ini di banyak daerah terjadi kelangkaan.. Padahal obat-obatan sangat kita butuhkan untuk mengurangi potensi kerugian (kehilangan ternak karena terinfeksi PMK)," jelasnya.

Terpisah, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Kementan memberikan bantuan disinfektan sebanyak 1,05 juta liter dan spuit sebanyak 800.000 pcs ke seluruh wilayah.

"Sedangkan bantuan lainnya berupa obat-obatan sebanyak 203.000 dosis dan handspyer sebanyak 2.000 unit," kata Syahrul.

Syahrul mengatakan COVID-19 belum usai, kini muncul wabah baru yang menyerang hewan ternak yakni penyakit mulut dan kuku (PMK).

Kata Syahrul, tidak ada yang ingin wabah ini masuk ke Indonesia, tapi ini bagian kenyataan yang terjadi.

Karena itu, kata Syahrul, pihaknya bergerak cepat mengendalikan wabah PMK yang sudah menyebar di 19 provinsi dengan meluncurkan gerakan disinfeksi nasional. Adapun langkah ini diinisiasi Kementerian Pertanian (Kementan) yang didukung oleh Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) dan Palang Merah Indonesia (PMI).

"Saya bahagia BNPB terlibat penuh. Kalau semua niatnya membantu siapa pun pasti bisa. Kementan enggak boleh main-main PMK ini. Virus ini enggak nampak, lawan tidak jelas. Semua harus ikut bantu. Mari sama-sama kita atasi ini. Terima kasih respon cepat PMI. Penanganan COVID-19 kita paling baik dan PMK juga saya yakin bisa kita tangani. Kementan harus jadi pejuang bagi negeri yang lebih baik," ucapnya.

Mengutip siagapmk.id, sampai dengan 30 Juni 2022, pukul 17.09 WIB tercatat bahwa penyakit PMK ini telah menyebar ke 19 Provinsi dan 223 kabupaten/ kota, dengan jumlah kasus yang sakit sebanyak 298.474 ekor, sembuh 98.834 ekor, pemotongan bersyarat 2.063 ekor, kematian 1.774 ekor, dan yang sudah divaksinasi sebanyak 172.192 ekor.