JAKARTA - Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) meminta pemerintah melalui Perum Bulog untuk menampung ternak-ternak yang terinfeksi wabah penyakit mulut dan kaki (PMK). Daging sapi maupun kerbau tersebut dapat menjadi buffer stock.
Ketua PPSKI Nanang mengatakan Bulog yang sebelumnya mengimpor daging kerbau dari India sekarang bisa dialihkan pembelian untuk daging atau ternak yang terpapar PMK dari para peternak.
"Karena jumlahnya sudah bergerak sangat banyak maka kita meminta kepada pemerintah melalui Perum Bulog untuk sapi ini bisa menjadi buffer stock," katanya dalam diskusi virtual, Kamis, 30 Juni.
Menurut Nanang, cara ini dapat membawa dua keuntungan. Pertama, pemerintah tidak membuang-buang devisa untuk membeli daging impor dari India. Sekaligus mengurangi ketergantungan impor daging dari negara tersebut.
"Yang kedua, sangat membantu peternak dengan adanya suatu institusi pemerintah yang mampu, yang mau menampung ternak dalam kondisi kedaruratan seperti ini," ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Nanang juga meminta pemerintah meninjau kembali zonasi di masa penyebaran wabah PMK ini. Sebab, zonasi ini dapat membuat peternak khawatir akan kesulitan mengirim ternak mereka yang telah dipesan menjelang Hari Raya Iduladha.
BACA JUGA:
"Nah kalau sampai terjadi zonasi yang di dalam definisinya itu dari daerah merah atau daerah wabah penyebarannya itu tidak diizinkan untuk terjadi lalu lintas ternak, ini tentu akan membuat kepanikan para pelaku usaha peternakan," jelasnya.
Karena itu, Nanang meminta pemerintah memberikan dispensasi bagi peternak yang akan mengirimkan ternaknya yang sudah dipesan menjelang Iduladha untuk tidak dihalangi. Ia khawatir akan terjadi kegaduhan.
"Ini yang membuat para peternak sangat ngeri, sangat khawatir nanti pada saat menjelang Iduladha dimana proses pengiriman dari lapak maupun dari kandang ke tempat shohibul qurban itu biasanya akan terjadi H-3 sampai H-1, yang banyak (pengiriman)," ujarnya.