Kurangi Beban Risiko Ekonomi Peternak, Kadin Dorong Bulog Serap Hewan Ternak Terinfeksi PMK
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - KADIN Indonesia mendorong pemerintah dapat menyerap hewan ternak khususnya sapi yang terpapar atau terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK) untuk dijadikan sebagai buffer stock daging nasional. Hal ini sekaligus sebagai upaya untuk mengurangi beban ekonomi para peternak.

Wakil Komtap Peternakan, Kadin Indonesia Yudi Guntara Noor mengatakan diperlukan penugasan oleh Badan Pangan Nasional kepada Bulog untuk menyerap hewan ternak yang terinfeksi PMK.

Nantinya, lanjut Yudi, Bulog bisa bekerja sama dengan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) yang memiliki infrastruktur penanganan pemotongan ternak bersyarat PMK.

"Bentuk penugasan tersebut dilakukan untuk mengurangi beban risiko ekonomi peternak yang terdampak PMK," katanya dalam webinar, Jumat, 1 Juli.

Yudi mengatakan Perum Bulog setiap tahunnya masih melakukan importasi daging kerbau dari negara lain yang belum terbebas PMK yaitu Indian Buffalo Meat (IBM) sebesar 80.000 hingga 100.000 ton per tahun. Penyerapan ternak terinfeksi PMK bisa menjadi gerakan kontingensi plan.

Apalagi, lanjut Yudi, berdasarkan survei beberapa RPH di Indonesia mampu melakukan hedging penghilangan glandula. Bahkan, memiliki kapasitas pemotongan 300 ekor per hari, begitupun kapasitas pendinginnya pun cukup mampu menyimpan daging. Adapun RPH cukup fasilitas ini mayoritas berada di Jawa Barat.

"Jika ini dilakukan oleh Perum Bulog, ini menjadi gerakan untuk kontigensi plan dan meskipun ini sudah terjadi," ucapnya.

Bulog Siap Serap Ternak Jika Ada Penugasan

Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal mengatakan bahwa pada dasarnya pihaknya atau BUMN lainnya tentu siap jika ditugaskan dalam penyerapan hewan ternak yang terinfeksi PMK.

Namun, Iqbal menjelaskan karena posisi Bulog sebagai operator maka perlu adanya penugasan terlebih dahulu untuk penyerapan daging sapi atau ternak yang terjangkit PMK.

"Sebenarnya keseluruhan BUMN pada intinya pasti siap (menjalankan) semua penugasan dari pemerintah," katanya dalam diskusi virtual, Kamis, 30 Juni.

Namun, kata Iqbal, perlu juga dipikirkan dampak dari sisi hulu hingga hilir jika dilakukan penyerapan daging sapi atau ternak yang terinfeksi wabah PMK. Menurut dia edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak ini harus dilakukan.

"Tadi disampaikan tidak bisa menjangkiti manusia PMK ini. Tapi ini harus dilakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat bahwa memang virus ini tidak menyerang manusia artinya problem PMK itu ada pada sapinya atau bukan pada konsumennya. Ini penting sehingga sapi yang dipotong dan didistribusikan tidak merisaukan masyarakat," ucapnya.