Selain BBM Subsidi, MyPertamina Diwacanakan Jadi Syarat Beli Elpiji 3 Kg
Ilustrasi (Foto: Dok Antara)

Bagikan:

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Patra Niaga akan menerapkan kebijakan baru dalam distribusi penjualan elpiji 3 kilogram (Kg).

Skema yang dipilih yakni pengguna elpiji 3 Kg wajib mendaftar di website MyPertamina.

Direktur Pemasaran Regional PT Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo mengungkapkan, pihaknya telah melakukan uji coba distribusi elpiji 3 kilogram kepada 114.000 penduduk.

"Kami sudah lakukan uji coba diam-diam kepada 114.000 masyarakat. Sudah di tahap 6. Nanti kembali ke pemerintah mau pakai skema daftar pakai MyPertamina atau mau skema seperti apa," ujar Ega kepada wartawan, Kamis 30 Juni.

Untuk uji coba ini, Ega mengaku pihaknya masih menggunakan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) milik Kementerian Sosial.

Namun, ia mengaku masih harus melakukan beberapa penyesuaian sehingga masih harus melakukan pencocokan data.

"Mohon maaf, misalnya ada yang baru lahir, meninggal, pindah rumah, jadi kita harus selalu update. Dan memang Kementerian Sosial selalu update data ini, kita harus mengambil sikap apabila memang memakai data DTKS, data itu dinamis, apabila dengan gathering data, bagaimana me-matching-kan dengan data DTKS," lanjut Ega.

Ia menambahkan, selama uji coba yang dilakukan pihaknya telah melihat beberapa insight dari data TDKS seperti akurasi awal hanya berkisar di 50 persen pada tahap satu dan tahap dua.

Pihaknya kemudian memperbaiki data tersebut pada tahap ketiga dengan berkoordinasi dengan Kemensos sehingga akurasi data hampir mendekati 80 persen.

"Tapi kami juga melihat ini kok ga bisa 100 persen. Seperti apa ya? Ternyata kondisi masyarakat kita idealnya subsidi diberikan ke masyarakat miskin tapi miskin yang mana?," lanjutnya.

Berdasarkan temuan data DTKS, Ega bilang, masyarakat paling miskin tidak menggunakan elpiji sehingga pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah apakah tetap menggunakan data DTKS, atau menggunakan skema yang sama dengan pembatasan BBM bersubsidi.

"Saat ini masih kita uji coba dan mungkin akan selesai akhir Juli," pungkasnya.