Cegah Pelecehan Seksual di Kereta Api, KAI Pasang CCTV Analitik di 18 Titik
Ilustrasi Foto ANTARA

Bagikan:

JAKARTA - PT KAI Commuter akan memasang kamera pengawas atau CCTV analitik di beberapa stasiun untuk mencegah tindak kekerasan dan pelecehan seksual.

Nantinya, CCTV tersebut akan dipasang di 18 titik di beberapa stasiun.

Corporate Secretary PT KAI Commuter, Anne Purba menjelaskan, CCTV tersebut akan memantau wajah-wajah pelaku yang kerap melakukan pelecehan seksual terhadap wanita dan anak-anak.

"Sehingga kita bisa memasukkan ke sistem wajah-wajah yang memang sudah terlapor sebagai pelaku, sehingga terdeteksi di stasiun, kita bisa antisipasi agar mereka tidak masuk ke KRL," ujarnya dalam konferensi pers di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Rabu, 29 Juni.

Namun, Anne menjelaskan, pemasangan alat ini masih dalam tahap pengembangan. Sebab, pelaku pelecehan seksual sering berkamuflase dengan menggunakan masker atau topi.

"Karena pelakunya pakai masker, pakai topi, jadi kami terus mengembangkan sistem," tuturnya.

Menurut Anne, CCTV analitik ini diperlukan untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan penumpang seiring dengan mobilisasi masyarakat yang mulai tinggi di stasiun kereta api.

Apalagi, KAI Commuter juga ditarget untuk melayani 2 juta penumpang.

"Karena bagaimana pun mobilisasi masyarakat di stasiun setalah pandemi ini semakin meningkat. Kalau sebelum pandemi kita sudah melayani sampai 1,2 juta penumpang, kami ditarget untuk bisa melayani masyarakat sampai 2 juta per hari. Karena ada konsen mengenai polusi dan sebagainya," ucapnya.

Anne mengatakan, pencegahan tindak kekerasan dan pelecehan seksual menjadi konsen KAI Commuter.

Karena itu, pihaknya juga terus melakukan edukasi dan sosialisasi. Bahkan, edukasi juga dilakukan ke sekolah-sekolah, mengingat saat ini banyak pelajar yang menggunakan kereta untuk berangkat ke sekolah.

"Jadi kita di KAI Commuter sangat konsen mengenai ini.

Bagaimana sebagai operator kami juga bisa berperan agar pelecehan seksual ini bisa dicegah. Edukasi tidak hanya di stasiun tetapi di sekolah-sekolah. Edukasi yang terus menerus dilakukan dapat mengurangi terjadinya pelecehan seksual," kata Anne.

Selain itu, Anne mengatakan, KAI Commuter juga telah memperbolehkan anak-anak untuk bisa masuk dalam gerbong khusus wanita. Sebab, saat ini pelecehan seksual di KRL juga terjadi pada anak-anak.

"Toilet juga terpisah. Kami juga memisahkan beberapa layananan, misalnya di kereta wanita boleh anak-anak, karena pelecehan seksual terjadi pada anak-anak," ucapnya.

KAI Commuter mengampanyekan pencegahan tindak kekerasan dan seksual di Stasiun Tanah Abang yang diisi dengan talkshow terkait 'Pencegahan Tindak Pelecehan Seksual'.

Selain di Stasiun Tanah Abang, KAI Commuter juga melakukan kampanye di Stasiun Bogor dan Stasiun Cikarang melaiui poster dan stiker.

Kata Anne, KAI Commuter juga mengajak masyarakat untuk menandatangani petisi anti kekerasan dan pelecehan seksual di transportasi publik khususnya transportasi KRL.