Bagikan:

JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo mencatatkan kinjer positif pasca merger tahun lalu.

Hal ini tercermin dari laba bersih yang berhasil dicatatkan perseroan sebesar Rp3,2 triliun.

Angka tersebut meningkat dibandingkan perolehan tahun 2020, yang sebesar Rp3 triliun.

Nilai laba bersih Pelindo tersebut juga turut menyumbang peningkatan laba BUMN tahun 2021 yang mencapai total Rp126 triliun, atau meningkat sebesar 869 persen dari laba tahun 2020.

Group Head Sekretariat Perusahaan Pelindo Ali Mulyono mengatakan capaian positif Pelindo pada 2021 ini sejalan dengan program merger yang telah dijalankan pada Oktober 2021 lalu, di mana perseroan telah bukukan pendapatan usaha senilai Rp28,8 triliun, naik dibandingkan pendapatan usaha 2020 yakni sebesar Rp26,6 triliun.

Selain itu, Ali mengatakan Pelindo juga memberikan kontribusi pada negara melalui setoran dividen, PNBP, konsesi, PPH, PPN dan PBB dengan nilai total Rp4,7 triliun pada tahun buku 2021.

"Salah satu fokus utama Pelindo pasca merger adalah transformasi operasional pada kluster petikemas melalui standardisasi dan sistemisasi pelabuhan," ujar Ali dalam keterangan tertulis, Jumat, 24 Juni.

Menurut Ali, selama hampir delapan bulan pascamerger, ada peningkatan kinerja dan produktivitas di sejumlah pelabuhan.

Peningkatan produktivitas bongkar muat diukur dengan parameter boks per kapal per jam (BSH) dan pengurangan port stay atau waktu sandar kapal di pelabuhan yang diukur dengan jumlah hari.

Ali mencontohkan, di Terminal Peti Kemas (TPK) Belawan, jumlah bongkar muat naik lebih dari dua kali lipat dari 20 boks per kapal per jam menjadi 45 boks per kapal per jam.

Lebih lanjut, Ali menjelaskan, kecepatan bongkar muat itu membuat waktu sandar kapal dapat berkurang menjadi setengahnya, dari dua hari menjadi hanya satu hari.

Dikatakan Ali, peningkatan kinerja yang sama juga terjadi di TPK Makassar.

Kecepatan bongkar muat dari 20 BSH menjadi 42 BSH dan waktu sandar juga bisa berkurang dari 2 hari menjadi 1 hari.

Sejalan dengan TPK Makassar, Terminal Makassar New Port juga mengalami peningkatan kecepatan bongkar muat dari 20 BSH menjadi 39 BSH dengan standar waktu sandar yang berkurang dari 2 menjadi 1 hari.

Namun, Ali mengatakan, peningkatan kinerja terbaik ada di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Ambon.

Peningkatan jumlah bongkar muat naik hampir tiga kali lipat, dari 12 boks per kapal per jam menjadi 35 boks.

"Dampaknya, jumlah waktu sandar dapat terpangkas dari tiga hari menjadi satu hari," tuturnya.

Ali menjelaskan, makin pendeknya waktu sandar dan kecepatan bongkar muat membuat biaya operasional maka makin efisien yang tergambar dalam kinerja triwulan I 2022, dengan nilai laba bersih mencapai Rp670 miliar, meningkat 46 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.