Bagikan:

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) masih terus melanjutkan langkah burden sharing atau menanggung bersama beban keuangan negara dengan membeli obligasi pemerintah guna turut membiayai APBN 2022.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa hingga 22 Juni 2022 nilai akuisisi bank sentral terhadap surat berharga negara (SBN) telah mencapai Rp32,54 triliun.

“Pembelian ini dilakukan melalui mekanisme lelang utama, greenshoe option, dan private placement,” ujarnya melalui kanal daring saat memberikan keterangan kepada wartawan pada Kamis, 23 Juni.

Menurut Perry, kebijakan mengoleksi SBN tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) III Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia yang berlaku hingga 31 Desember 2022.

“Ini adalah bentuk koordinasi fiskal dan moneter dimana Bank Indonesia melanjutkan pembelian SBN di pasar perdana untuk pendanaan APBN 2022 dalam rangka program pemulihan ekonomi nasional,” tuturnya.

Redaksi mencatat, SKB III merupakan tahun terakhir kerja sama bank sentral dan pemerintah untuk mendanai APBN. Sebelumnya, SKB I telah dijalankan pada 2020 dengan nilai komitmen Bank Indonesia mencapai Rp473,42 triliun. Lalu di SKB II otoritas moneter merealisasikan pengucuran dana sebesar Rp201 triliun.

Untuk diketahui, siasat ini merupakan salah satu cara pemerintah untuk menekan biaya bunga. Pasalnya, SBN yang dilepas ke BI hanya dikenakan rate interest sebesar minus 1 persen dari suku bunga acuan BI untuk sektor belanja non-public goods. Sementara untuk untuk belanja-belanja yang bertujuan untuk public goods ditetapkan tarif bunga 0 persen.