JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa hingga 14 April 2022 jumlah pembelian Surat Berharga Negara (SBN) telah mencapai nilai Rp17,81 triliun.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa koleksi SBN diperoleh melalui mekanisme lelang utama, greenshoe option, dan private placement.
“Hal ini merupakan bagian dari koordinasi fiskal-moneter sebagaimana tertuang dalam Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia yang berlaku hingga 31 Desember 2022,” ujarnya dalam konferensi pers secara daring usai Rapat Dewan Gubernur pada Selasa, 19 April.
Menurut Perry, sinergi bank sentral dan pemerintah adalah cerminan bauran kebijakan yang tepat dalam rangka pemulihan ekonomi nasional.
“Bank Indonesia masih akan terus melanjutkan pembelian SBN di pasar perdana untuk pendanaan APBN 2022 dalam rangka program pemulihan ekonomi nasional,” tuturnya.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, Perry menerangkan jika pembelian SBN ini telah mempertimbangkan kondisi pasar SBN dan dampaknya terhadap likuiditas perekonomian.
“Pada Maret 2022, likuiditas perekonomian juga tetap longgar, tercermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) yang tumbuh masing-masing sebesar 18,68 persen year-on-year dan 13,27 persen year-on-year,” jelas dia.
Dalam catatan VOI, pada 2021 jumlah likuiditas yang disuntikan otoritas moneter ke pemerintah melalui mekanisme serupa mencapai Rp201 triliun. Sementara untuk periode 2020 berjumlah Rp473,42 triliun yang terdiri dari pembelian di pasar perdana sebesar Rp75,86 triliun dan pembelian dalam rangka burden sharing Rp397,56 triliun.
Adapun, rencana pembelian Surat Berharga Negara oleh BI pada sepanjang tahun ini adalah sebesar Rp224 triliun.