Bagikan:

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melanjutkan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) yang dirilis pemerintah dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan upaya ini merupakan bentuk sinergi dengan pemerintah dan merupakan salah satu bauran kebijakan dalam menghadirkan kebijakan moneter yang akomodatif.

“Bank Indonesia melanjutkan pembelian SBN di pasar perdana untuk pendanaan APBN 2021,” ujarnya melalui saluran virtual dikutip Rabu, 20 Oktober.

Dalam penjelasan Perry, bank sentral total telah membeli Rp142,54 triliun hingga 15 Oktober 2021. Jumlah itu melesat Rp3,5 triliun dari catatan pembelian sampai 17 September 2021 yang sebesar Rp139,84 triliun.

“Pembelian SBN hingga pertengahan Oktober terdiri dari Rp67,08 triliun melalui mekanisme lelang utama dan Rp75,46 triliun melalui mekanisme greenshoe option (GSO),” tuturnya.

Selain itu, bos BI juga menginformasikan jika otoritas moneter telah menambah likuiditas (quantitative easing) di perbankan sebesar Rp129,92 triliun pada periode yang sama.

“Melalui ekspansi moneter tersebut, kondisi likuiditas perbankan pada September 2021 sangat longgar, tercermin pada rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tinggi, yakni 33,53 persen,” katanya.

Untuk diketahui, pemerintah pada tahun ini berencana menarik pembiayaan (utang) sebesar Rp1.006,4 yang disebar melalui berbagai instrumen keuangan. Jumlah tersebut merupakan kebutuhan dana dalam mendanai APBN 2021 yang diperkirakan hanya mampu menghasilkan pendapatan Rp1.743,6 triliun sementara belanja sebesar Rp2.750 triliun.