Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan farmasi milik konglomerat Boenjamin Setiawan, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) melalui anak usahanya yakni PT Bifarma Adiluhung menghadirkan pemeriksaan genetik terbaru di Indonesia, yaitu KiddyGENME dan PrimeGENME.

Kedua pemeriksaan ini dapat menganalisa variasi DNA yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak serta risiko terhadap penyakit degeneratif yang kerap kali menyerang usia lanjut dan produktif.

Direktur Kalbe Farma (KLBF) Sie Djohan mengatakan, GENME by Kalbe yang sudah aktif sejak tahun 2017 telah membuktikan eksistensinya. GENME terus menjadi inovator dalam memberikan pelayanan pemeriksaan genetik untuk menunjang personalized lifestyle hingga activity atau study plan yang berperan dalam optimalisasi kualitas hidup seseorang.

"Pada tahun 2017, dihadirkan pemeriksaan NutriGENME, lalu tahun 2018 hadir SkinGENME. Pada tahun 2022, GENME berkolaborasi dengan Imagene Labs dari Singapura dalam mengembangkan dua pemeriksaan genetik terbaru di Indonesia, yaitu KiddyGENME dan PrimeGENME," ungkap Sie Djohan dalam keterangan tertulis, dikutip Senin 20 Juni.

General Manager of Kalbe Genomics Business Julito Siahaan menjelaskan, KiddyGENME sebagai penilaian bakat dan kepribadian terlengkap untuk tumbuh-kembang anak, berdasarkan genetik dan pendekatan praktis.

"PrimeGENME sebagai satu solusi total untuk memprediksi penuaan dan penilaian risiko penyakit degeneratif yang mungkin menyerang pada usia lanjut, berdasarkan genetik," tutur Julito.

Julito menjelaskan, pemeriksaan KiddyGENME meliputi lebih dari 300 gen marker dan memberikan informasi tentang 34 panel kecenderungan terhadap kepribadian, talenta, hingga eating behaviour. Sebanyak 34 panel mencakup impulsivitas, empati, repetitive behaviour, sports talent, musical creativity, potensi obesitas, dan lain-lain.

"KiddyGENME memungkinkan orang tua untuk mengembangkan potensi penuh anak- anak mereka dengan cara yang paling sesuai dengan kecenderungan genetik," jelasnya.

Sedangkan PrimeGENME, lanjut dia, merupakan pemeriksaan genetik yang meliputi lebih dari 1.800 gen marker yang berhubungan dengan 34 risiko penyakit degeneratif, termasuk risiko katarak, batu ginjal, kebotakan, penurunan fungsi kognitif, hingga gangguan tidur.

"Wawasan tersebut memberikan informasi berharga tentang bagaimana merancang dan mempersonalisasi rekomendasi gaya hidup yang tepat, serta asupan nutrisi untuk mempertahankan vitalitas menuju tahun-tahun keemasan seseorang," tutupnya.