JAKARTA - Badan Pangan Nasional memastikan ketersediaan daging sapi masih tercukupi meski saat ini wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) masih melanda sebagian peternak di seluruh Indonesia.
Kepala Badan Pangan Nasional (BPN) Arief Prasetyo Adi mengatakan terdapat tiga pilihan bagi masyarakat yang ingin mengonsumsi daging sapi.
"Kalau untuk total daging sapi, kami pastikan seperti yang pernah disampaikan sebelumnya, kita berikan beberapa pilihan kepada masyarakat," ujar Arief dikutip dari Antara, Selasa 7 Juni.
Arief menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging sapi sekitar 700.000 ton per tahun dengan rata-rata 58.000 per bulan, pemerintah selama ini mengupayakan suplai dari dalam dan luar negeri.
Pilihan pertama ialah daging sapi hidup yang baru dipotong yang saat ini sedang ketat diawasi karena ada serangan PMK.
Selanjutnya yang kedua adalah daging sapi beku dari Brasil yang secara berkala terus dipantau, sampai dengan akhir tahun ketersediaannya akan masuk sekitar 20.000 ton.
Pilihan ketiga ada daging kerbau beku dari luar negeri pula yang sampai dengan akhir tahun akan masuk sekitar 100.000 ton.
"Jadi kita berikan alternatif-alternatif kepada masyarakat nanti memilih produk mana yang paling cocok," katanya.
BACA JUGA:
Arief menuturkan, mengenai persediaan daging sapi segar dari dalam negeri, karena sedang ada serangan PMK menjelang Iduladha tahun ini pemerintah pengatur pengetatan distribusinya.
Beberapa daerah pemasok sapi hidup terpaksa aksesnya ditutup sementara untuk menghentikan penyebaran PMK, khususnya untuk wilayah Jakarta, Bandung Raya dan sekitarnya, yakni Banten biasa mendapat suplai sapi dari Jawa Timur dan Jawa Tengah karena sekarang sedang marak diserang PMK.
Badan Pangan Nasional bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan BUMN terkait mengambil langkah memfasilitasi pengiriman sapi hidup dari luar Pulau Jawa yakni dari daerah Kota Parepare di Provinsi Sulawesi Selatan menggunakan tol laut.