JAKARTA - Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim terpilih menjadi Chairman South East Asia Iron & Steel Institute (SEAISI), sebuah organisasi produsen besi dan baja se-Asia Tenggara. SEAISI yang didirikan pada tahun 1971 ini beranggotakan negara-negara seperti Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Myanmar, dan Filipina.
Menurut Silmy, SEAISI berperan penting dalam memfasilitasi penyelesaian masalah yang dihadapi oleh para produsen baja di Asia Tenggara. Industri besi dan baja di Asia Tenggara telah menjadi katalis aktvitas ekonomi bagi negara-negara di kawasan tersebut.
"SEAISI juga telah menjadi pusat data dan informasi yang berkaitan dengan aturan industri, kebijakan, dan ekonomi yang berguna bagi pengembangan industri baja di Asia Tenggara selanjutnya," katanya dalam keterangan resmi, Senin, 23 Mei.
Lebih lanjut, Silmy menjelaskan ada beberapa hal yang menjadi perhatian utama di organisasi ini. Pertama adalah peningkatkan utilisasi kapasitas produksi baja di Asia Tenggara dalam tingkat ekonomis untuk jangka panjang.
Selanjutnya yang menjadi perhatian SEASI adalah meningkatkan efisiensi dan produktivitas industri baja di Asia Tenggara, mengakselerasi investasi dan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan, dan terakhir adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia.
"Semua hal tersebut nantinya akan menguatkan negara-negara anggota SEAISI dalam menghadapi berbagai tantangan ke depan. Kami juga terus berupaya memperjuangkan kebijakan-kebijakan untuk menghadapi gempuran baja-baja impor yang datang dari luar Asia Tenggara," kata Silmy.
BACA JUGA:
SEAISI juga mendorong negara-negara anggotanya untuk mengaplikasikan teknologi baru dalam bidang konstruksi baja, pengembangan digitalisasi pada industri baja.
Tak hanya itu, kata Silmy, SEAISI juga mendorong anggotanya untuk meningkatkan awareness terhadap kelestarian lingkungan dengan menerapkan green industry yang diaplikasikan pada industri baja yang saat ini mulai gencar dilakukan di negara-negara Eropa dan Jepang.
"SEAISI turut mendukung proses pemulihan industri baja pasca pandemi COVID-19 di negara-negara Asia Tenggara serta terus memberikan kontribusinya untuk kemajuan industri baja di Asia Tenggara," tutup Silmy.