Pemerintah Optimalkan Presidensi G20 untuk Gaet Investor di Sektor Industri Manufaktur
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan bahwa momentum Presidensi Indonesia di G20 harus dimanfaatkan untuk mendorong penguatan sektor industri.

Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Doddy Rahadi mengatakan G20 memiliki kekuatan politik dan ekonomi serta kapasitas untuk mendorong pemulihan di dalam negeri.

“Presidensi Indonesia di G20 fokus pada tiga sektor prioritas yang dinilai menjadi kunci bagi pemulihan yang kuat dan berkelanjutan, yakni arsitektur kesehatan global, transisi energi berkelanjutan, dan transformasi digital dan ekonomi,” ujarnya dalam keterangan resmi dikutip Minggu, 15 Mei.

Menurut Doddy, G20 berkesempatan menghadirkan 700 peserta dari kalangan pemerintahan, akademisi, praktisi, industri, dan asosiasi industri dari berbagai negara.

“Indonesia punya peluang besar untuk meraih kepercayaan investor global yang diharapkan dapat penciptaan lapangan kerja sehingga berdampak pada penguatan ekonomi nasional,” tuturnya.

Sebagai informasi, pada sepanjang 2021 sektor industri pengolahan nonmigas memiliki kontribusi terhadap PDB nasional sebesar 17,36 persen dengan sumbangsihnya sektor industri makanan dan minuman, industri kimia, farmasi dan obat tradisional, serta industri barang logam.

Untuk itu, sambung dia, melihat pentingnya sektor industri terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan global, pada Presidensi G20 tahun ini dimasukkan pembahasan isu industri secara khusus dalam Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG).

“Hal ini bertujuan meningkatkan peran industri untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan guna mengatasi disrupsi rantai pasok dunia, dan tentunya akan berdampak pada pembukaan lapangan kerja baru, serta meningkatkan nilai tambah ekonomi,” tutup Doddy.