Bagikan:

JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia akan terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk mengantisipasi dampak krisis global bagi Indonesia. Terutama dalam penguatan ketahanan pangan dan pertanian Indonesia.

Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid mengatakan, konflik geopolitik Rusia dan Ukraina mengakibatkan munculnya krisis global di tengah pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19. Tak hanya itu, konflik politik juga telah berimbas dan menyebabkan terjadinya krisis pangan global.

"Kadin Indonesia akan terus berkoordinasi dengan pemerintah dalam upaya pencegahan dan meminimalisir krisis pangan, sehingga tidak berdampak menjadi krisis sosial, yang kemudian bisa menjadi krisis politik dalam negeri," katanya dalam keterangan tertulis dikutip Antara, Minggu 15 Mei.

Kadin sendiri memiliki sebuah program pendampingan UMKM dengan skema close loop yang ditujukan untuk membina petani serta menciptakan kerja sama antara perusahaan besar maupun kecil dengan para petani di Indonesia.

Program inklusif close loop diharapkan dapat meningkatkan ketangguhan petani di Indonesia di tengah tantangan inflasi dan perubahan iklim.

Arsjad menuturkan kelangkaan beberapa komoditas bahan pangan seperti kedelai dan gandum, berkurangnya pasokan dan produksi bahan pangan di beberapa negara akibat kemarau panjang, ditambah dengan kelangkaan pasokan minyak akibat perang, telah menyebabkan inflasi global.

Kondisi itu ditandai dengan kenaikan harga barang dan jasa secara umum. Inflasi yang tinggi dapat melemahkan daya beli masyarakat dan dampaknya paling dirasakan oleh masyarakat yang kurang mampu dan berpotensi menyebabkan krisis sosial, di mana terjadi risiko peningkatan angka kemiskinan dan kesenjangan sosial yang semakin melebar.

Proteksi bahan pangan masing-masing negara pun sudah mulai dilakukan, tidak ada lagi slogan pro-ekspor untuk bahan pangan.

Walaupun dampak inflasi global di Indonesia relatif kecil dibanding dengan inflasi global dan di negara lain, Indonesia harus bersiap diri dan mengantisipasi terhadap imbas inflasi global.

"Dibutuhkan gotong royong, dialog sosial dan kerjasama antara berbagai pihak termasuk pemerintah, pelaku usaha, buruh untuk menghadapi tantangan krisis ini," katanya.

Tidak hanya itu, Indonesia dinilai dalam memegang peran yang kritikal dalam mempererat kerja sama ekonomi internasional ini, terutama melalui Presidensi G20 2022.

Sebagai penyelenggara Business Forum B20, Kadin Indonesia mengajak seluruh negara anggota G20 untuk ikut dalam dialog perumusan solusi pemulihan dan penguatan ekonomi global.

"Indonesia melalui B20 tahun ini berkomitmen untuk memerangi pandemi dan ekonomi krisis ini melalui hasil kerja yang konkret dan nyata melalui investasi dan proyek kerja sama lainnya di bidang transisi energi, infrastruktur kesehatan, digital dan inklusif ekonomi," pungkas Arsjad.