Bagikan:

JAKARTA - Penguatan data dan diplomasi ekonomi sebagai kunci dalam mewujudkan agenda mempromosikan dan mendorong perdagangan pangan yang terbuka, adil, dan dapat diprediksi serta transparan di G20. 

Seperti penuturan Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto. "Momentum ini merupakan saatnya untuk melihat bagaimana dalam konteks untuk mendorong perdagangan pangan ke dalam maka Indonesia harus memperkuat data serta riset," ujar Eko dikutip Antara, Minggu 15 Mei.

Ekonom Indef itu menambahkan, ke luar Indonesia perlu membangun kerja sama dengan negara-negara produsen komoditas di G20 seperti dengan Turki atau negara lainnya.

"Terkait dengan perdagangan komoditas itu, G20 sendiri sebenarnya merupakan pengembangan dari kerja sama negara-negara maju G7. Berkaitan dengan komoditas sebenarnya peran yang strategis, kalau kita mau berkontribusi dalam wacana ini tentu ada keterkaitannya dengan WTO," katanya.

Untuk mendorong perdagangan komoditas yang adil dan transparan harus diberlakukan kebijakan yang adil atau fair terlebih dahulu.

Eko mengatakan bahwa supaya Indonesia bisa mendorong perdagangan komoditas global agar lebih transparan dan adil diperlukan data dan diplomasi ekonomi.

"Sebenarnya faktor kunci yang membuat negara-negara maju bisa menang karena dengan data dan jaringan kerja sama antarnegara, mereka bisa membuktikan dan mampu mendorong agenda-agendanya yang terkait dengan perdagangan komoditas," kata ekonom Indef tersebut.