\JAKARTA - Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menegaskan meskipun wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hewan ternak atau dikenal sebagai Foot and Mouth Disease dapat menyebar cepat mengikuti arus transportasi daging dan ternak terinfeksi, namun PMK dipastikan tidak berisiko terhadap kesehatan manusia.
"PMK ini tidak menular pada manusia. Ini paling penting. Daging yang terkena wabah PMK aman dikonsumsi," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Rabu, 11 Mei.
Namun, Syahrul menekankan bahwa bagian-bagian dari tubuh hewan yang terkena wabah PMK tidak disarankan untuk dikonsumsi. Sementara bagian lainnya masih bisa dikonsumsi.
"Yang enggak boleh itu organ yang terkena langsung dampak PMK. Misalnya kaki harus diamputasi dulu, jeroan, mulut, lidah yang tidak direkomendasi. Tapi yang lain masih bisa dimakan seperti dagingnya," ucapnya.
Menteri Syahrul juga memastikan susu sapi aman dikonsumsi dan terjaga kualitasnya seiring dengan meningkatnya wabah PMK pada hewan ternak.
"Saya pastikan industri susu dan lainnya itu masih terjaga dengan baik," jelasnya.
Kementerian Pertanian (Kementan) menetapkan sebanyak enam kabupaten di dua provinsi Indonesia terjangkit wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak. Dua kabupaten yang dilanda wabah PMK di Aceh, yaitu Kabupaten Aceh Tamiang dan Kabupaten Aceh Timur. Sementara empat kabupaten di Jawa Timur yaitu Gresik, Sidoarjo, Lamongan, dan Mojokerto.
BACA JUGA:
Data Kementerian Pertanian menyebutkan jumlah kasus hewan ternak yang terinfeksi PMK di Jawa Timur sebanyak 3.205 ekor dengan kasus kematian mencapai 1,5 persen. Sementara kasus positif PMK di Aceh sebanyak 2.226 ekor dengan kasus kematian 1 ekor.
Syahrul mengatakan berdasarkan data tersebut beberapa ternak yang terkonfirmasi positif PMK memiliki tingkat kematian yang rendah hanya 1,1 persen dari jumlah ternak yang terinfeksi virus PMK ini.
"Kami berharap tidak ada kepanikan berlebihan, kami bekerja 24 jam bersama bupati dan gubernur setempat," ucapnya.