JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengaku siap melaksanakan penugasan menjadi distributor minyak goreng selama masa larangan ekspor bahan baku minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan turunannya. Namun, penyaluran tersebut hanya dapat dilakukan jika sudah ada regulasi terkait penugasan distribusi minyak goreng.
"Penugasan harus ada regulasi. Bulog (selama ini) enggak pernah dapat penugasan minyak goreng, kalau jagung pernah, beras pernah tapi minyak goreng belum pernah. Maka harus ada penugasan biar enggak salah," katanya dalam konferensi pers, di Kantor Pusat Perum Bulog, Selasa, 10 Mei.
Dengan adanya penugasan tersebut, kata Buwas, nantinya Bulog akan mendistribusikan stok minyak goreng dari produsen ke pasar. Hal ini dilakukan karena selama ini rantai pasok minyak goreng kerap menimbulkan tanda tanya, sebab ketersediaan di lapangan tidak sama dengan produksi dari produsen.
Terkait harga, kata Buwas, Bulog bakal membeli minyak goreng dari produsen di bawah harga pasar. Targetnya konsumen akhir bisa membeli minyak goreng dengan harga Rp14.000 per liter.
"Kita sudah ada perjanjian harga yang kita beli harga murah, Bulog ada tugas stabilisasi dengan ketersediaan, jadi B2B dengan harga di bawah perekonomian dengan harapan harga lebih murah ke masyarakat tapi itu ditangani komersial," ujarnya.
BACA JUGA:
-
| EKONOMI
Jual Daging Kerbau Murah, Ketua Bulog Budi Waseso Khawatir Ada Penyimpangan
14 April 2022, 20:32
Buwas mengatakan jika harga dari produsen tetap lebih mahal, maka akan ada subsidi dari pemerintah. Namun sayangnya, Buwas belum bisa memastikan bentuk dari regulasi penugasan itu. Apakah akan dalam bentuk Peraturan Presiden (Perpres), Keppres atau justru ditugaskan oleh Kementerian terkait.
Namun yang pasti, kata Buwas, Bulog nantinya akan bekerja sama dengan PT Pos jika penugasannya berupa bantuan sosial. Sebab, PT Pos memiliki data dari Kementerian Sosial.
Tak hanya dengan PT Pos, Bulog juga akan bekerja sama dengan BGR Logistik yang merupakan cucu perusahaan RNI atau anggota Holding BUMN Pangan ID Food. Sebab, perusahaan tersebut sudah memiliki sistem pendistribusian ke pasar-pasar yang baik sehingga sulit untuk bocor.
