Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan ritel dari Lippo Group milik konglomerat Mochtar Riady, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) masih kesulitan mendapat untung dari bisnisnya. Pada tiga bulan pertama tahun ini, perseroan tetap merugi meski penjualannya bertumbuh.

Pada periode ini, total penjualan pengelola gerai Hypermart ini naik 9,2 persen menjadi Rp1,69 triliun. Tapi kerugiannya ikut naik dari Rp83,7 miliar menjadi Rp109,16 miliar.

Merespon kinerja keuangannya, manajamen Matahari Putra menjelaskan, kuartal pertama 2022 masih menghadapi periode yang penuh tantangan untuk operasional bisnis. Salah satunya karena varian Omicron yang menyebar cepat dan berdampak secara nasional.

Selain itu, selama Januari hingga pertengahan Maret, pembatasan PPKM berdampak pada jam operasional toko Perseroan, baik yang berlokasi mandiri maupun di dalam pusat perbelanjaan. Termasuk anak-anak di bawah 12 tahun tidak boleh masuk dalam kondisi PPKM tertentu sehingga menyebabkan penurunan pengunjung dan kehilangan potensial bisnis.

"Hal tersebut berdampak pada pelanggan utama berbasis keluarga untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka serta toko-toko MPPA tidak dapat memaksimalkan operasional ritelnya selama periode tersebut," Chief Executive Officer MPPA Elliot Dickson dalam keterangannya, dikutip Selasa 10 Mei.

Selain itu, peraturan Pemerintah yang menetapkan harga HET sebesar Rp14.000 per liter untuk minyak goreng kemasan di pertengahan Januari, yang merupakan produk utama dan terpenting Perseroan dalam ragam penawaran produknya, turut berdampak atas kelangkaan minyak goreng di pasar secara signifikan dan menciptakan tekanan dan tantangan atas pencapaian kinerja Perseroan.

Meski begitu, manajemen melihat adanya potensi pertumbuhan bisnis setelah menyelesaikan kuartal I. "Dengan pelonggaran mobilitas masyarakat, tingkat PPKM dan jam operasional bisnis, penjualan April menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Hal ini membawa lebih banyak momentum peningkatan kinerja penjualan kami ke depan," kata Dickson menambahkan.

Elliot pun menegaskan, pihaknya mengubah arah pertumbuhan penjualan Perseroan dan bersiap memasuki Q2 dan periode berikutnya selama tahun 2022 untuk membawa MPPA ke pijakan yang tepat sebagai peritel modern FMCG terkemuka di Indonesia.

“Kami telah berada di jalur transformasi O2O yang baik dan akan melanjutkan fokus kami untuk menjalankan bisnis ritel kami, baik offline maupun online. Lebih banyak kolaborasi dengan para pelaku marketplace dan beberapa perluasan toko berukuran lebih kecil dan lebih efisien di lokasi mandiri berada dalam agenda utama dan prioritas kami untuk pelaksanaan yang berkelanjutan," ungkap Dickson.