Matahari Department Store Milik Konglomerat Mochtar Riady Mau <i>Buyback</i> Saham Senilai Rp500 Miliar
Gerai Matahari Department Store, (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan ritel dari Lippo Group milik konglomerat Mochtar Riady, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) berencana melanjutkan aksi pembelian kembali atau buyback saham pada tahun ini.

"Pembelian kembali saham II 2022 akan dilaksanakan setelah perseroan melakukan keterbukaan informasi ini. Pelaksanaan pembelian kembali saham II 2022 akan dilaksanakan terhitung sejak tanggal keterbukaan informasi ini sampai dengan 3 Juni 2022,” tulis Manajemen Matahari Department Store dalam keterbukaan informasi, dikutip Selasa 10 Mei.

LPPF menyiapkan dana maksimal Rp500 miliar untuk buyback saham yang sudah termasuk biaya perantara pedagang efek dan biaya lainnya.

LPPF akan membeli kembali saham sebanyak-banyaknya 10 persen dari modal disetor dan ditempatkan atau maksimal 262,61 juta saham. Perseroan pun membatasi harga maksimal buyback senilai Rp7.950 per saham.

Adapun, rugi bersih per saham LPPF per 31 Desember 2021 tercatat senilai Rp351 per saham, sedangkan proforma laba (rugi) bersih per saham apabila pembelian kembali saham 2022 dilaksanakan dalam jumlah maksimum, adalah sebesar Rp431.

Manajemen mengharapkan buyback tahap II ini tidak akan memengaruhi kegiatan usaha dan operasional karena LPPF telah memiliki modal kerja yang cukup untuk menjalankan kegiatan usaha.

"Manajemen berkeyakinan bahwa nilai pasar perseroan saat ini berada di bawah yang seharusnya, dan mengharapkan buyback saham akan meningkatkan nilai pasar perseroan," tulis manajemen.

Di lantai bursa, saham Matahari Department Store melemah 6,90 persen menjadi Rp5.400 pada penutupan perdagangan Senin 9 Mei. Sejak awal tahun, harga saham LPPF naik 30,12 persen dengan turun 0,48 persen dengan kapitalisasi pasar Rp14,18 triliun.

Sebelumnya, LPPF juga melakukan buyback saham pada periode 4 Februari-28 April 2022 sebanyak 2,48 persen dari modal disetor dan ditempatkan perseroan atau sebanyak 65,07 juta saham. Biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan buyback periode ini adalah Rp327,37 miliar, termasuk termasuk biaya perantara dan biaya lainnya terkait dengan buyback.