JAKARTA - Perusahaan tambang milik keluarga konglomerat Bakrie, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menyatakan, pembangunan pabrik emas kedua masih sesuai target yang ditetapkan, yakni di semester I 2022. Saat ini, proses pembangunan pabrik tersebut sudah memasuki pada tahap konstruksi.
BRMS, dalam keterangan resminya, dikutip Selasa 26 April, disebutkan bahwa hampir seluruh perlengkapan utama yang difabrikasi di luar negeri dan di Indonesia telah tiba di Palu. Perlengkapan seperti sag mill, ball mill, crusher, cyclone, thickener, dan tangki carbon in leach saat ini sedang dalam proses pemasangan dan perakitan untuk menjadi pabrik siap produksi di Poboya, Palu.
Beberapa perlengkapan (elution system) saat ini sedang diselesaikan pembuatannya di luar negeri. Direktur Utama Bumi Resources Minerals, Agus Projosasmito berharap pabrik emas kedua dengan kapasitas 4.000 ton bijih per hari di Sulawesi Tengah tersebut dapat mulai beroperasi pada tahun ini.
"Kenaikan produksi emas dari pabrik baru tersebut akan memberikan dampak positif pada pendapatan dan laba bersih BRMS di tahun ini," ujarnya.
Sebagai informasi, tahun lalu BRMS mengantongi kenaikan pendapatan sebesar 26,50 persen menjadi 10,5 juta dolar AS. Kenaikan pendapatan tersebut terjadi seiring lonjakan volume produksi emas BRMS, yang naik dari 73 kilogram (kg) di 2020 menjadi 139 kg di tahun lalu.
BACA JUGA:
Alhasil laba bersih BRMS melesat 1.625 persen menjadi 69 juta dolar AS di tahun 2021. Peningkatan tersebut karena pendapatan lain-lain pada tahun 2021 mencapai 118 juta dolar AS.
Ke depan, Agus yakin, BRMS dapat mengandalkan kenaikan pendapatan produksi emas untuk dapat meningkatkan laba bersih. Kepemilikan BRMS atas proyek tambang emas Kerta masih menunggu penyelesaian dokumen dan persetujuan pemerintah.
"Kami percaya proyek tambang emas Kerta akan berdampak positif pada kinerja keuangan BRMS di masa mendatang," tutur Agus.