Bagikan:

JAKARTA - Direktur Jendral Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier mengungkapkan Logam Tanah Jarang atau rare earth element (RRE) merupakan jenis logam yang sangat krusial bagi industri karena memiliki manfaat yang berlimpah.

"Kalau dari kacamata industri LTJ adalah vitaminnya industri. Dikatakan jarang tapi secara material dia melimpah dimana- mana," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, Senin 11 April.

Menurutnya, pengolahan logam ini juga membutuhkan pengetahuan yang tinggi dan kemampuan teknologi karena unsurnya tidak langsung berada dalam satu material tapi terpisah dalam bagian kecil.

Ia menambahkan, jika Indonesia memiliki mapping (pemetaan) yang kuat, maka akan bisa menarik investasi untuk masuk ke Indonesia.

Taufiek merinci beberapa negara yang sudah melakukan pemetaan akan potensi LTJ seperti di China yang memiliki 44 juta ton, Vietnam 22 Juta ton, Brazil 21 juta ton, India 6 Juta ton dan Amerika 1,6 juta ton.

"Artinya mereka tau estimasi berapa yang harus masuk ke dalam proses ekstraksi dari logam tanah jarang ini dan ini penting bagi Indonesia supaya kita tahu di mana titik-titiknya," ujarnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa saat ini Kementerian Perindustrian juga sudah menyiapkan roadmap untuk pemafaatan LTJ dalam industri dan telah mempersiapkan regulasinya melalui instruksi presiden (inpres).

“Salah satu logam tanah jarang yang banyak terdapat dalam hasil ikutan timah adalah monasit. Monasit memiliki banyak kegunaan untuk industri pertahanan, medis, energi terbarukan, dan katalis. Monasit dalam green energy banyak dimanfaatkan untuk membuat magnet pada wind turbine,” paparnya.

Berdasarkan data Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) Badan Geologi Kementerian ESDM, telah diidentifikasi sebanyak 28 lokasi yang memiliki potensi logam tanah jarang. Potensi tersebut tersebar di 16 lokasi di Sumatra, tujuh lokasi di Kalimantan, tiga lokasi di Sulawesi dan dua lokasi di Jawa.

Sementara itu, ada sembilan lokasi survei dan penyelidikan yang dilakukan Badan Geologi untuk mengungkap potensi mineral, yakni tersebar di Mandailing Natal, Sumatera Utara untuk logam emas dan mineral ikutannya. Selanjutnya, Sumbawa Barat, NTB untuk mineral logam mulia dan logam dasar.

Untuk diketahui, logam ini juga memiliki kekuatan magnet yang cukup besar sehingga dimanfaatkan untuk pembuatan neomagnet. Logam ini juga menjadi bahan baku pendukung mobil listrik, mulai dari tenaga penggerak mobil sampai logam pelapis kendaran listrik Mineral ini juga mendukung produksi alutsista seperti satelit, rudal, laser dan lainnya.

Manfaat lainnya ialah menjadi bahan baku pembuatan pembangkit listrik, penyimpanan listrik, pendukung tambang, hingga mendukung produk teknologi untuk mendeteksi kanker dan jenis penyakit lain.