Rumah Sakit Siloam Milik Konglomerat Mochtar Riady Raup Pendapatan Rp7,64 Triliun dan Laba Rp700 Miliar di 2021
Siloam Hospitals. (Foto: Dok. Siloam Hospitals)

Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan pengelola Rumah Sakit dari Grup Lippo milik konglomerat Mochtar Riady, PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) mencatat kinerja yang gemilang di 2021. Pendapatan dan laba perusahaan mampu melejit di sepanjang tahun lalu.

Dalam laporan keuangan Siloam, dikutip Rabu 30 Maret, perseroan meraih pendapatan sebesar Rp7,64 triliun, meningkat 33 persen dibandingkan dengan 2020. EBITDA pada tahun 2021 tercatat sebesar 1,96 triliun, meningkat 64 persen dibandingkan dengan 2020.

Margin EBITDA untuk tahun 2021 adalah 26 persen, meningkat dari 22 persen pada 2020. Laba bersih Siloam pada 2021 tercatat sebesar Rp700 miliar meningkat 459 persen dibandingkan dengan 2020. Margin laba bersih 2021 adalah 9 persen, meningkat dari 2 persen pada 2020.

Presiden Direktur Siloam International Hospitals Darjoto Setyawan mengungkapkan manajemen terus fokus berinvestasi pada program dan kemampuan klinisnya selama 2 tahun ini dan program-program ini akan menuntun Siloam kepada peningkatan pendapatan dan pelayanan kesehatan yang lebih baik di masa depan.

"Siloam membukukan pendapatan dan kinerja finansial tertinggi pada 2021, Siloam berada di posisi yang sangat baik untuk terus melaju menuju kegiatan operasional yang bebas COVID-19," ujarnya dalam keterangan tertulis.

Arus kas bebas tercatat sebesar Rp1,45 triliun pada 2021, dan di akhir periode 2021, posisi Kas Bersih Siloam berada di angka Rp1,91 triliun. Kinerja finansial dan posisi kas bersih Siloam yang kuat memberikan peluang besar untuk pertumbuhan dan investasi berkelanjutan dalam bisnis perseroan.

Siloam mmencatatkan penurunan beban material dan beban usaha. Selama beberapa tahun terakhir, Siloam telah melakukan berbagai inisiatif untuk mengurangi biaya material dan telah membuahkan hasil yang luar biasa.

"Inisiatif ini termasuk mengurangi jumlah supplier obat dan barang konsumsi serta pemusatan sistem procurement. Di tahun 2021, inisiatif ini berhasil mengurangi biaya material sebesar Rp94 miliar," jelasnya.

Untuk mengendalikan beban operasional, SILO telah mengevaluasi kebutuhan staf non-medis di seluruh rumah sakit, guna menjaga keoptimalan jumlah staff. Perseroan juga telah mengevaluasi kebijakan pengadaan tenaga kerja outsource menekan beban operasional.

Secara keseluruhan, program pengendalian biaya SILO telah berjalan dengan baik dan semenjak bulan Juli 2021, perseroan melihat penurunan beban material dan beban operasional dalam presentasi terhadap pendapatan base case.