Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan menara dari Grup Djarum, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) memperoleh pinjaman kredit sebesar Rp1 triliun dari Bank Danamon. Dana tersebut akan dimanfaatkan perusahaan milik konglomerat Hartono Bersaudara ini untuk mendukung pengembangan anak usaha.

Sekretaris Perusahaan Sarana Menara Irfan Ghazali menjelaskan perseroan melalui PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) dan anak usahanya PT Iforte Solusi Infotek (Iforte) serta Bank Danamon sebagai pihak terafiliasi telah menandatangani perjanjian kredit pinjaman berjangka pada 21 Maret 2022 lalu.

"Jumlah pinjaman sebesar Rp1 triliun. Tujuan mendukung kebutuhan umum perusahaan Protelindo dan Iforte," kata Irfan dalam keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis 24 Maret.

Pinjaman tersebut berjangka waktu 60 hari terhitung sejak tanggal penandatangan perjanjian kredit dengan menggunakan landasan hukum Indonesia.

Perseroan memastikan, tidak terdapat dampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha atas perjanjian kredit oleh Protelindo dan Iforte.

Wakil Direktur Utama Sarana Menara Adam Ghifari menjelaskan bahwa pinjaman tersebut nantinya digunakan untuk belanja modal, modal kerja, dan bisa untuk kebutuhan refinancing. Sedangkan bunganya, bersifat variatif.

Perolehan pinjaman kredit sebesar Rp1 triliun tidak lepas dari industri menara 2022 yang diproyeksikan prospektif. Adam menilai, industri bisnis menara pada tahun ini berpotensi tumbuh sehat seiring dengan adanya kebutuhan menara yang terus meningkat didukung oleh rencana pemerintah yang ingin membuat layanan 4G merata secara nasional.

"Artinya, akan ada tambahan menara-menara dan tower fiber baru yang melayani area pelosok ataupun perkotaan," tuturnya.

Selain itu, kata dia, kebutuhan terhadap digitalisasi juga sudah tidak bisa ditawar lagi sehingga harus dilanjutkan karena moda perekonomian dan roda pemerintahan yang sudah terdigitalisasi semisal adanya GoJek, Tokopedia, Shopee, Peduli LIndungi, BPJS, e-TLE dan lain lain.

"Sementara, kita lihat data industri 95 persen dari akses internet di Indonesia itu berada di jaringan nirkabel yang membutuhkan tower dan tower fiber. Industri juga kami harapkan makin sehat karena sedang menjalani proses konsolidasi," tuturnya.