Bagikan:

JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menyelesaikan perundingan putaran pertama Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA) pada Sabtu di Bandung, Jawa Barat.

Kemendag menyebut jika upaya ini merupakan langkah strategis untuk mendorong ekspor produk Indonesia ke pasar Amerika Utara.

Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Djatmiko Bris Witjaksono mengatakan Perundingan ICA-CEPA merupakan wujud nyata komitmen kedua negara dalam meningkatkan peluang bisnis dan investasi secara menyeluruh.

“Ditargetkan perundingan ICA-CEPA dapat selesai pada akhir 2023. Oleh sebab itu, negosiator kedua negara diimbau dapat segera mengagendakan pertemuan intersesi sebelum perundingan putaran kedua dan menyepakati sejumlah langkah tindak lanjut perundingan hari ini,” ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu, 20 Maret.

Diungkapkan Djatmiko jika saat ini RI hanya memiliki satu perjanjian dagang di benua Amerika, yaitu dengan Chile yang terletak di kawasan Amerika Selatan.

“Oleh sebab itu, Perundingan ICA-CEPA diharapkan dapat menjadi pintu masuk produk ekspor Indonesia ke wilayah Amerika Utara lainnya, yakni Amerika Serikat dan Meksiko, mengingat Kanada memiliki perjanjian dagang dengan kedua negara tersebut,” tuturnya.

Sebagai informasi, selain akses pasar barang, perundingan ini juga bertujuan untuk meningkatkan ekspor perdagangan jasa Indonesia, mengundang penanaman modal asing ke Indonesia, dan mendorong kerja sama di sektor prioritas, termasuk UMKM.

Untuk diketahui, total perdagangan Indonesia Kanada pada 2021 tercatat sebesar 3,1 miliar dolar AS. Pada periode tersebut, ekspor Indonesia ke Kanada tercatat sebesar 1,1 miliar dolar AS sedangkan impor Indonesia dari Kanada sebesar 2 miliar dolar As.

Adapun, komoditas ekspor andalan Indonesia ke Kanada pada 2021 adalah karet alam, jersei, aksesoris kendaraan bermotor, ban, dan alas kaki terbuat dari bahan tekstil. Sementara impor utama Indonesia dari Kanada pada 2021 adalah gandum, pupuk, pulp, kedelai, dan bijih besi